Agama Itu Nasehat 

Makassar, muisulsel.com – Al-Jurjani mendefinisikan nasehat sebagai ajakan untuk berbuat baik dan meninggalkan keburukan. Nasehat bagi seorang mukmin menjadi pilar penting bagi keteguhan keimanan.

Nasehat Lillah bermakna ajakan untuk mengagungkan Allah swt, beriman kepadanya, meyakini sepenuh hati tanpa keraguan sedikitpun akan kemahasucian Allah swt, dan tidak melakukan kesyirikan serta beribadah secara tulus hanya kepadaNYA.

Orang-orang yang sulit menerima nasehat dapat disinyalir sebagai orang yang memiliki sifat kesombongan di dalam dirinya. Para Nabi yang suci tetap dinasehati oleh Jibril as. Nabi Muhammad saw tidak menutup diri dari nasehat para sahabat.

Menasehati sesungguhnya adalah wujud kasih sayang. Orang yang menasehati berarti memiliki rasa kasih dan sayang kepada yang diberikan nasehat. Ia menyayangi seperti menyayangi dirinya.

Ibnu Shalah ulama terkemuka perintis Ilmu hadis yang diikuti al-Nawawi dan Al-Suyuthi berkata, “Mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri merupakan nasehat yang luhur”. Dari Anas bin Malik bahwa Nabi saw bersabda:

لا يُؤمِنُ أحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحبُّ لِنَفْسِهِ

Tidaklah seseorang dinilai beriman hingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.

Menerima dan mendengarkan nasehat adalah karakter seseorang yang hatinya selalu tunduk pada perintah Allah swt, sedangkan mereka yang sulit menerima nasehat adalah karakter orang-orang yang lalai.

Semoga kita semua tergolong sebagai orang yang siap menerima nasehat, dan menjalankannya untuk menggapai ridha Allah Swt. (NAP)

والله اعلم وصباح الطاعات والاقتداء

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.