Makassar, muisulsel.or.id – Hijrah menurut bahasa memiliki dua arti, pertama secara zhahiriy, yaitu Hijrah menurut bahasa memiliki dua arti, pertama secara zhahiriy, yaitu perpindahan dari suatu tempat menuju ke tempat yang lebih baik.
Dan kedua secara ma’nawiy, yaitu perubahan dari satu kondisi kepada kondisi yang lebih baik. Hijrah yang berakar kata hajara juga memiliki arti meninggalkan/menjauhkan diri baik.
Tahun Baru Hijriah didasarkan pada peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw dari Mekkah ke Madinah. Hijrah bukan hanya sekadar perpindahan tempat, tetapi juga simbol perjuangan dan pengorbanan dalam mencari ridha Allah Swt
Nabi Muhammad saw menghadapi berbagai tantangan dan rintangan, namun dengan kesabaran dan keikhlasan, beliau berhasil membangun masyarakat yang adil dan sejahtera di Madinah.
Sekertaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan Dr KH Syamsul Bahri Ahmad Hamid Lc MA mengurai dua makna hijrah yaitu tempat dan kondisi.
Hijrah tempat sebagaimana yang dilakukan nabi dan sahabat dari Mekkah ke Madinah atau seseorang yang hijrah dari suatu tempat menuju ke tempat lain dengan alasan ibadah, kata KH Syamsul Bahri.
“Hijrah tempat dilakukan oleh para sahabat sebelum adanya perintah jihad secara fisik dimana para sahabat rela mengorbankan segala harta bendanya demi untuk hijrah ke Madinah,” kata KH Syamsul Bahri di Makassar pada Ahad 7 Juli 2024.
Namun perlu kita ketahui makna hijrah sangat luas yaitu hijrah kondisi seperti tingkah laku. Jadi kita tinggalkan semua tingkah laku yang buruk ketika berhijrah misalnya sering menyakiti orang lain, mengambil yang bukan haknya dan melakukan berbagai kemaksiatan lainya.
“Orang yang sedekahnya banyak, umroh dan haji namun sering menyakiti orang lain dengan lidah dan tangannya maka ia tidak mendapatkan pahala hijrah.
Sebaliknya seorang yang jarang bersedekah , ibadahnya hanya wajib saja, umroh dan haji juga belum tapi lisan dan tangannya tidak pernah menyakiti orang lain maka orang inilah yang mendapatkan pahala hijrah di jalan Allah Swt” ungkap KH Syamsul Bahri.
KH Syamsul Bahri yang juga Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Cokroaminoto Makassar ini mengajak kepada umat muslim agar menjadikan momen-momen sepanjang tahun adalah momen ibadah, keberuntungan, rejeki dan kesehatan.
Irfan Suba Raya