Gowa, muisulsel.com – Pengurus Komisi Pemberdayaan Perempuan Remaja dan Keluarga (PPRK) MUI Sulsel mengagendakan dakwah digital untuk menangkal potensi paham aliran politik dan sosial yang keras atau radikalisme, di Sulsel.
Pengurus PPRK MUI Sulsel Andi Laksmiwaty mengungkapkan rencana PPRK dalam gelar wicara Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulsel dan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), di aula kantor Bupati Gowa, Sungguminasa, Gowa, Kamis (11/8/22).
Talkshow berjudul Perempuan Top Viralkan Perdamaian.
“Acara talkshow ini sangat bagus karena melibatkan perempuan dalam mencegah radikalisme. Insya Allah kita akan membantu dengan cara melakukan dakwah digital melalui channel MUI Sulsel,” kata Laksmimawati.
Laksmiwati juga menyebut peran ibu sangatlah vital dalam pencegahan perilaku radikal. Ibu sebagai pendidikan pertama bagi anaknya dan keluarga.
Pengurus PPRK MUI Sulsel Hj Nur Setiawati M Ag PhD, mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan komisi dakwah MUI Sulsel perihal dakwah antiradikal. Rencananya, dakwah melalui media digital.
“Banyak kejadian radikalisme dan teroris yang terjadi di Sulsel bahkan bisa terjadi pada keluarga dan tetangga kita, oleh karenanya peran seorang ibu harus aktif dalam melakukan pengawasan terhadap anaknya,” kata Nur Setiawati.
Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa Dra Kamsinah MM yang membuka talkshow. Ketua Umun FKPT Sulsel Dr KH Muammar Bakry Lc MA juga hadir dan menyampaikan sambutannya.
Muammar Bakry, mengatakan, talkshow ini diharapkan menjadi vaksin pemikiran untuk mencegah bahaya radikalisme.
Sekretaris Umum MUI Sulsel itu mengungkapkan banyak perempuan yang terpapar radikalisme karena adanya pemahaman agama yang keliru.
“Radikalisme dimulai dari pemahaman ideologi agama yang keliru seperti menganggap paham lain salah dan suka mengkafirkan orang lain yang berbeda pemahamannya,” kata Muammar saat memberi sambutan.
Ketua Bidang Perempuan dan Anak FKPT Sulsel, Prof Dr Farida Patittingi, mengajak perempuan untuk memanfaatkan teknologi digital untuk menyampaikan pesan perdamaian.
“Kami mengajak kepada semua elemen masyarakat untuk bersama mencegah bahaya radikalisme ini,” kata Prof Farida saat memberi sambutan.
Kasubdit Asia Pasifik dan Afrika Direktorat Kerja Sama Bilateral Deputi Kerja Sama Internasional BNPT, Kolonel Sus Harianto MPd, mengatakan, teroris adalah kejahatan yang luar biasa yang dapat merusak aspek ekonomi, budaya dan aspek lain. Teroris tidak memandang suku dan agama.
“Perempuan memiliki peran strategis dalam mencegah terorisme. Seorang ibu bisa menjadi partner diskusinya dalam berbagai hal contohnya pemahaman ideologi radikal perempuan bisa menjadi filter informasi bagi suaminya,” kata Sus Harianto
Hadir tiga pemateri talkshow: Kolonel Sus Harianto MPd (Kasubdit Aspasaf BNPT) , Dina Y Sulaiman (pengamat politik Timur Tengah) dan Dr Husnul Fahimah Ilyas M Hum (Makassar Heritage Society).(Irfan)