Jual Tanah Wakaf, Bagaimana Hukumnya? Ketua MUI Sulsel Menjawab

Makassar, muisulsel.com – Bagaimana hukum jual beli tanah wakaf? Pertanyaan menggelitik bagi Ketua MUI Sulsel Bidang Infokom Dr HM Ishaq Shamad MA di acara webinar dan kampanye Gerakan Literasi Zakat dan Wakaf 2022, di Aula Kemenag Kota Makassar, Makassar, Senin (23/5/22).

Ishaq membawakan materi literasi wakaf dalam kampanye literasi yang dirangkaikan pelantikan perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kota Makassar Masa Bakti 2021-2022.

Baca juga:

Potensi Zakat Indonesia Rp 332 Triliun, Baznas: Sementara Fakir Miskin Hanya 25 Juta

Pertanyaan senada, bagaimana jika tidak amanah pengelola wakaf, bisakah (tanah wakaf) diwariskan?

Bagaimana wakaf Lembaga Pendidikan jika ditelantarkan dan atau dialihfungsikan?

Jawaban Ishaq Samad:

Berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim (muttafaqun a’alaih), secara prinsip (pada prinsipnya), tanah wakaf itu tidak boleh dijualbelikan, tidak boleh dihibahkan, dan juga tidak boleh diwariskan.

Begitu pula menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, dalam hal ini terutama UU RI No 41 Tahun 2004 tentang wakaf yang menyatakan, Pasal 3: wakaf yang sudah diikrarkan tidak dapat dibatalkan.

Pasal 40: harta wakaf yang sudah diwakafkan dilarang: a. dijadikan jaminan; b. disita; c. dihibahkan; d. dijual; e. diwariskan; f. ditukar; atau g. dialihkan dalam bentuk pengalihan hak lainnya.

Berdasarkan hadis dan teks undang-undang maka tanah wakaf yang Anda tanyakan di atas tidak boleh dijualbelikan, termasuk oleh wakifnya sendiri, baik untuk bertindak sebagai pembeli sekalipun, apalagi sebagai penjual, tidaklah dibenarkan (dilarang).

Perihal keprihatinan yang bersangkutan (wakif/pewakaf) atas “penelantaran” tanah wakaf yang telah dia serahkan kepada nazhir (penerima wakaf) yang bersangkutan, insya Allah bisa dicarikan solusinya, antara lain dengan mengingatkan pihak nazhir supaya mengelola tanah itu dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya sebagaimana diamanatkan oleh syariat Islam dan undang-undang perwakafan. (Irfan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.