Makassar, muisulsel.com – Dalam rangka upaya meningkatkan toleransi antar umat beragama masyarakat Sulawesi Selatan, MUI Sulsel menghadiri Dialog Forum Kurukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulsel.
Dialog FKUB tersebut dihadiri oleh Wakil Ketua Umum MUI Sulsel Prof KH Muh Ghalib, perwakilan dari semua agama yang ada di Sulsel, tokoh agama dan tokoh masyarakat Sulsel sebagai peserta dialog keumatan.
Dir Narkoba Polda Sulsel Kombes Pol Dodi Rahmawan SIK MH sebagai salah satu pemantik dalam dialog ini mengatakan saat ini sulsel berada pada urutan kelima secara nasional darurat narkoba dan sebanyak 1200 kasus dengan puluhan kilo gram barang bukti.
“Dengan banyaknya jumlah kasus di Sulsel ini, Direktorat Narkoba Polda Sulsel meningkatkan sinergitas dengan beberapa instansi di antaranya BNN Provinsi, Kejaksaan dan instansi lainnya. Harapannya dengan edukasi-edukasi seperti ini bisa membantu kepolisian dalam memutus mata rantai penyalahgunaan narkoba dan perlu juga pendekatan keagamaan oleh para tokoh agama di masyarakat” jelas Dodi Rahmawan dalam dialog ini.
Hal ini pun diterangkan oleh Wakil Ketua Umum MUI Sulsel Prof Dr KH Mustari Bosra selaku peserta dialog mengatakan kaitannya dengan tema dialog ini bahwa sebenarnya kerukunan antar umat beragama ini sudah tercipta sejak zaman dahulu, misalnya di masa kerajaan Gowa Tallo pada abad ke-15 sudah terjalin.
“Dalam konsep kerukunan antar umat beragama itu sudah terjalin pada masa kerajaan Gowa Tallo terdahulu di mana para pedagang-pedagang dari luar negeri itu menjajakan dagangannya kepada masyarakat pribumi, nah kaitannya dengan narkoba pun sudah terjadi di Makassar zaman kerajaan saat maraknya peredaran opium sehingga Raja Gowa mengeluarkan perintah pelarangan penggunaannya, ” ungkapnya dihadapan para hadirin.
Dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba MUI Sulsel pun, lanjut Mustari Bosra telah menjalin kerjasama dengan instansi terkait, namun sinergi ini pun perlu juga di sosialisasikan ke masyarakat agar turut berperan aktif dalam memerangi narkoba ini, tambahnya.
H. Muh Tonang, SAg MAg yang juga salah satu pemantik dari perwakilan Kanwil Kemenag Sulsel mengatakan saat ini menjelang pesta demokrasi dan tentunya itu akan memberikan pengaruh terhadap FKUB ini.
“Sebentar lagi kita memasuki masa pemilihan dan tentunya ini akan memberikan pengaruh terhadap forum ini, pemerintah pun telah mengambil beberapa kebijakan dalam menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama,” ungkapnya
Salah satu yang dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap kerukunan ini yakni dari aspek teknologi seperti kontek-konten dalam sosial media itu sangat berpengaruh kuat terhadap masyarakat, sehingga diperlukan dakwah-dakwah secara virtual melalui jejaring sosial dalam menjaga kerukunan serta melawan narkoba,” kata Kabid Urais dan Binsyar Kanwil Kemenag ini.
Salah satu dari perwakilan Keuskupan Gereja berpendapat bahwa sudah semestinya diadakan peningkatan kerukunan antar umat beragama agar yang memilihnya dapat lebih paham dalam menjaga kerukunan antar umat beragama misalnya melakukan kegiatan-kegiatan yang positif yang melibatkan seluruh umat beragama.
Ketua FKUB Sulsel Prof Abd Rahim Yunus saat mengawali pembicaraannya menjelaskan salah satu langkah FKUB dalam meningkatkan kerukunan antar umat beragama yakni dengan mengadakan dialog.
Ia mengakui bahwa 3 tahun terakhir ini sempat mengalami penurunan terutama di tiga bidang yakni penurunan peningkatan kerukunan, kerjasama, dan toleransi antar umat beragama.
Dialog Forum Kerukunan Umat Beragama yang dilaksanakan di Kantor Sekretariat FKUB Prov.Sulsel Jln. Rappocini Raya Makassar pada hari Sabtu, 17/12/2022 mengusung tema Merawat Kebhinekaan, Menjaga Kerukunan Serta Melawan Narkoba.