Nilai Rahmat Ajaran Islam Tergerus Kelompok Radikal

■ Oleh : Prof DR H Mustari Mustafa MPd, Ketua Bidang MUI Sulsel

OPINI, muisulsel.com — Sikap merasa diri paling benar dan pintar dalam beragama menjadi sala satu faktor nilai rahmatan lilalamiin kian tergerus oleh adanya gerakan atau kelompok radikal di Indonesia.

Ideologi Islam yang radikal sangatlah berbahaya bagi kehidupan umat beragama terutama bangsa Indonesia yang menganut sistem demokrasi. Kelompok ini menganggap Pancasila adalah produk manusia yang tidak berdasarkan nilai dari syariat islam.

Padahal nilai Pancasila merupakan cerminan dari ajaran Islam sendiri. Dimana setiap sila tidak satupun bertentangan dengan ajaran Islam.

Perbedaan mazhab misalnya, ini juga menjadi benturan yang dapat memecah belah umat Islam jika masing-masing tidak bersikap toleran dan menganggap kelompoknya yang paling benar.

Di Indonesia telah banyak gerakan ideologi radikal yang terjadi pasca kemerdekaan, bukan hanya Islam saja juga seperti gerakan ideologi komunis yang pernah mengkudeta perintah Indonesia tahun 1965. Dan juga gerakan bersenjata yang dipelopori oleh DI/TII yang ingin mendirikan negara Islam di Indonesia.

Ideologi transnasional yang radikal harus diwaspadai karena ekspansinya sangat cepat dan luas seiring dengan adanya perkembangan teknologi. Mereka yang terpapar ideologi biasanya sering membenci dan berseberangan dengan pemerintah karena tidak menganut syariat Islam.

Di luar negeri banyak orang yang kagum dan mengenal Indonesia karena ideologi Pancasila. yang menurut mereka sangat moderat dan mampu menjaga keBhinekaan.

Bahkan di Mesir seorang Syekh dan guru besar Al-Azhar Prof DR Ali Jum’ah merasa bangga dengan ideologi Pancasila karena menurutnya Pancasila adalah sumbangsih pemikiran dari syariat Islam yang patut dijaga dan juga merupakan sumbangan demokrasi terbaik di dunia.

Salah satu penyebab adanya ideologi transnasional adalah adanya ketimpangan sosial yang terjadi di indonesia seperti keadilan hukum dan korupsi.

Kondisi itu yang menjadi penyebab masyarakat mengambil jalan pintas untuk mengekspresikan kecewanya dengan belajar ideologi transnasional.

Salah satu jalan untuk menangkal ideologi transnasional adalah dengan membenahi sistem teknologi digital kita sehingga mampu menangkal faham radikal dari luar negeri yang penyebaran sangat masif melalui media.

Sejak adanya konflik di dunia Arab maka banyak sekali lahir gerakan atau ekspresi untuk menyatakan empati terhadap penyerangan Umat Islam di Arab.

Ada yang mengekspresikan dengan tindakan radikal, ada juga menyikapi dengan moderat. Sehingga ini juga menjadi pemicu kepada masyarakat untuk menerima ideologi transnasional.■ irfan

*) Catatan on the spot dari kegiatan Talkshow Nasional yang diselenggarakan Komisi Hubungan Internasional MUI Sulsel di Sekertariat MUI Sulsel pada Sabtu (18/12) 2021).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.