Chamdar Nur, Lc,.SH,. S. Pd. I,.M. Pd. (Anggota MUI Sul-Sel Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional)
Makassar, muisulsel.or.id – Profesi ini mungkin tak selalu tampak di layar, tapi dialah pondasi lahirnya generasi tangguh di zaman yang terus berubah. Merupakan profesi yang lebih dekat dengan kenabian yaitu menjadi seorang pendidik. Karena para nabi adalah guru, pendidik umat.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda
إِنَّمَا بُعِثْتُ مُعَلِّمًا
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanyalah sebagai seorang guru.” (HR. Ibn Majah).
Inilah kemuliaan profesi ini, ia tidak hanya mencerdaskan akal, tapi juga menyalakan cahaya iman. Para Nabi, Rasul, dan ulama adalah para pengajar. Bahkan dalam Al-Qur’an, Allah menggambarkan tugas utama Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah mendidik dan membersihkan jiwa manusia
هُوَ ٱلَّذِي بَعَثَ فِي ٱلۡأُمِّيِّينَ رَسُولٗا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَة
Artinya: “Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul dari kalangan mereka, membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah.” (QS. Al-Jumu‘ah: 2).
Imam al-Syinqhiti rahimahullah berkata dalam kitab Adwa’ al-Bayan, beliau menegaskan bahwa
دلت هذه الآية على أن أعظم النعم على هذه الأمة إرسال محمد صلى الله عليه وسلم معلِّمًا ومربِّيًا ومُزَكِّيًا، وهذه وظيفة الأنبياء والعلماء من بعدهم.
Artinya: “Ayat ini menunjukkan bahwa nikmat terbesar bagi umat ini adalah diutusnya Muhammad shallallahu alaihi wasallam sebagai pengajar, pendidik, dan penyuci jiwa. Ini adalah tugas para nabi, dan juga ulama setelah mereka.”
Profesi guru bukanlah sekadar mencari nafkah, melainkan ladang akhirat. Setiap huruf yang diajarkan adalah cahaya yang menyala dalam gelapnya zaman. Setiap kalimat yang membangun jiwa murid adalah amal jariyah yang mengalir tanpa henti. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menegaskan
إِذَا مَاتَ الإِنسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ، إِلَّا مِنْ ثَلاَثٍ… أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ
Artinya: “Jika seseorang meninggal dunia, terputuslah amalnya kecuali tiga: … atau ilmu yang bermanfaat.” (HR. Muslim).
Syaikh Abd Razzq alBadr hafidzahullah dalam salah satu ceramahnya, beliau menegaskan
المعلِّم إذا صدق نيته، وأخلص في تعليمه، فإن كل حرف ينطقه تربيةً وتعليماً قد يكتب له به جبالٌ من الحسنات ما دامت الأجيال تتعلّم
Artinya: “Jika seorang guru tulus niatnya dan ikhlas dalam mengajar, maka setiap huruf yang ia ucapkan dalam mendidik bisa menuliskan untuknya gunung-gunung pahala selama generasi terus belajar.
Maka tidak heran jika syetan begitu membenci para guru atau pendidik, bahkan musuh besarnya syetan. Karena guru adalah penjaga peradaban. Guru adalah pemberantas kebodohan. Guru adalah musuh utama kegelapan dan kejahilan. Syetan ingin manusia tetap jahil agar mudah tersesat. sementara guru datang membawa cahaya.
العِلْمُ نُورٌ، وَالْجَهْلُ ظُلْمَةٌ، وَالشَّيْطَانُ يُحِبُّ الظُّلْمَةَ
Artinya: “Ilmu adalah cahaya, dan kebodohan adalah kegelapan, dan syetan mencintai kegelapan.” (Manaqib Imam Syafi’i-Baihaqi).
Menjadi guru bukan tanpa tantangan. Ia harus sabar dalam menghadapi murid yang aktif, ikhlas dalam menyampaikan ilmu meski kadang tak dihargai, dan terus belajar agar tidak stagnan.
وَجَعَلۡنَا مِنۡهُمۡ أَئِمَّةٗ يَهۡدُونَ بِأَمۡرِنَا لَمَّا صَبَرُواْ وَكَانُواْ بِـَٔايَٰتِنَا يُوقِنُونَ
Artinya: “Dan Kami jadikan di antara mereka pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar dan yakin terhadap ayat-ayat Kami.” (QS. As-Sajdah: 24).
أي بصبرهم ويقينهم، استحقوا الإمامة في الدين
Artinya: “Karena kesabaran dan keyakinan mereka, mereka berhak mendapatkan kedudukan sebagai pemimpin dalam agama.” (Tafsir Ibn Katsir, QS. As-Sajdah: 24).

Imam alZarnuji rahimahullah berkata
وَالصَّبْرُ عَلَى الْأَذَى مِنَ التَّعْلِيمِ وَالتَّعَلُّمِ سَبِيلُ النَّجَاحِ وَالْفَلَاحِ
Artinya: “Sabar atas kesulitan dalam mengajar dan belajar adalah jalan kesuksesan dan keberuntungan.” (Taʿlim al-Mutaʿallim).
Syaikh Shalih Fauzan hafidzahullah berkata
مِنْ أَصْعَبِ المِهَنِ مِهْنَةُ التَّعْلِيم، لِأَنَّهَا تَتَطَلَّبُ صَبْرًا، وَإِخْلَاصًا، وَتَجَدُّدًا فِي الْمَعْرِفَةِ، وَالْقُدْرَةَ عَلَى التَّبْلِيغِ وَالتَّأْثِيرِ
Artinya: “Salah satu profesi tersulit adalah mengajar, karena membutuhkan kesabaran, keikhlasan, pembaruan ilmu, serta kemampuan menyampaikan dan mempengaruhi.” (Sharh Kitab alʿIlm).
Guru adalah Pejuang Syuhada sebagimana Syaikh Abd Razzaq alBadr hafidzahullah berkata
من علم الناس الخير وأخلص لله، فله نصيب من ميراث النبوة، ويجري عليه أجر المجاهد في سبيل الله، بل هو أحيانًا أفضل من القاتل في الميدان
Artinya: “Barangsiapa mengajarkan kebaikan kepada manusia dan ikhlas karena Allah, maka dia mendapat bagian dari warisan kenabian, dan baginya pahala seperti mujahid di jalan Allah, bahkan terkadang lebih utama dari yang bertempur di medan perang.” (Syarh alʿIlm Nur).
Dan guru adalah pejuang syuhada dan bukan berarti hanya yang gugur dalam medan perang, namunguru adalah syuhada secara maknawi (syahid secara makna), sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam
وَمَن قُتِلَ دُونَ دِينِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ
Artinya: “Barangsiapa terbunuh demi mempertahankan agamanya, maka ia syahid.” (HR. Tirmidz).
Imam Ibn Hajar Asqalani rahimahullah berkata
وَدَخَلَ فِي الدِّينِ كُلُّ مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ الْعِلْمِ وَالدَّعْوَةِ وَالْحَقِّ، فَهُوَ شَهِيدٌ بِحُكْمِ هَذَا الْحَدِيثِ
Artinya: “Termasuk dalam makna agama adalah siapa pun yang terbunuh di jalan ilmu, dakwah, dan kebenaran, maka ia syahid berdasarkan hadis ini.” (Fath al-Bari).
Maka, mari kita berusaha menjadi guru yang membakar semangat dengan cahaya Ilmu, karena kita sadar, bahwa ini bukan sekadar profesi, ini adalah perjuangan, ini adalah jihad, ini adalah jalan menuju surga. Setiap langkah kita ke ruang kelas adalah langkah menuju ridha Allah. Setiap huruf yang kita ajarkan adalah peluru melawan kejahilan. Setiap peluh di tengah lelah mengajar adalah tinta emas di sisi Allah ta’ala. Lihatlah kisah indah mereka guru-guru yang telah wafat di ruang kelas, dalam perjalanan menebar ilmu, atau setelah menyampaikan pelajaran terakhir dengan senyum damai. Mereka bukan sekadar meninggal, tetapi mereka syahid di medan cahaya.
Mengajarlah karena cinta dan kasih sayang, karena iman, karena kita adalah penjaga peradaban. Jangan pernah lelah, karena ilmu yang kita tinggalkan akan terus hidup meski tubuh telah menyatu dengan tanah. Saatnya kobarkan semangat. Karena sebaik-baik profesi adalah muallim, guru dalam kebaikan, menjadi cahaya di tengah gelapnya zaman, penerang di alam barzakh dan gelapnya hari kiamat kelak, Biidznillah ta’ala.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِمُعَلِّمِينَا وَمُعَلِّمَاتِنَا، وَبَارِكْ فِي عِلْمِهِمْ، وَاجْعَلْ مَا قَدَّمُوهُ سَبَبًا لِرِضَاكَ وَرَحْمَتِكَ، وَاجْعَلْ أَبْنَاءَنَا وَبَنَاتِنَا مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ وَالْعَمَلِ، وَارْزُقْ آبَاءَهُمْ وَأُمَّهَاتِهِمْ أَجْرًا عَظِيمًا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ واجْعَلْنَا مِنَ الَّذِينَ يَسْتَخْدِمُهُمُ اللَّهُ لِتَعْلِيمِ دِينِهِ، وَاجْعَلْنَا سَبَبًا لِهُدَى الْخَلْقِ، وَاخْتِمْ لَنَا بِالْعِلْمِ وَالصِّدْقِ وَالْخَيْرِ.
Artinya: “Ya Allah, ampunilah para guru kami, berkahilah ilmu mereka, jadikanlah apa yang telah mereka ajarkan sebagai jalan menuju ridha dan rahmatMu. Jadikanlah anak-anak kami ahli ilmu dan amal, dan anugerahkanlah pahala besar bagi orang tua mereka di dunia dan akhirat. Dan jadikan kami termasuk orang-orang yang Engkau pilih untuk mengajarkan agamaMu. Jadikanlah kami sebab hidayah bagi manusia, dan wafatkan kami dalam ilmu, kejujuran, dan kebaikan.”
Aamiin …
Irfan Suba Raya