FGD Akhir Tahun, Komisi Infokom MUI Sulsel AS Kambi Ingatkan Jangan Salah Menilai Media

Makassar, muisulsel.or.id – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Selatan menggelar Fokus Grup diskusi akhir tahun sebagai refleksi menyongsong 2025 yang damai dan rukun. Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel komisi Infokom, AS Kambi, ingatkan agar tidak selalu menyalahkan media dalam menilai.

Diskusi akhir tahun ini dihadiri oleh Ketua FKUB baru bersama seluruh jajaran dan pengurus, Kakanwil Kemenag, Pimpinan Redaksi, Bawaslu, para Tokoh Lintas Agama, serta ratusan tamu undangan hadir memadati ruang pertemuan hotel Vasaka, Jalan AP.Pettarani, Makassar, Sabtu 14 Desember 2024, yang dibuka secara oleh Plt Bakesbangpol Provinsi Sulsel.

Sekretaris Umum MUI Sulsel Prof KH Muammar Bakry menyebut, usai Pilkada serentak yang baru saja digelar di Sulsel, masyarakat harus kembali bersatu dan saling merangkul.

Hal itu diungkapkan olehnya selaku Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Sulsel saat memberikan sambutan acara dialog akhir tahun.

AS Kambi saat memberikan materi diskusinya mengingatkan pada para khalayak yang hadir agar tidak selalu salah dalam menilai media. Sebab setiap manusia itu adalah media bagi dirinya sendiri.

“Kita semua adalah media massa di era sekarang ini, dan kita lah yang berperan untuk menghentikan informasi yang tidak benar saat itu juga,” paparnya dalam materi.

AS Kambi Mengatakan ada empat hal cara berinteraksi dengan internet katanya, yang pertama yakni membaca, memberikan like, dan yang ketiga memberikan komentar, lalu yang keempat yang paling tinggi derajatnya yakni menyebarkan berita itu.

“Banyak orang mereka berinteraksi dengan internet itu tanpa membaca, tanpa memberikan komentar, tetapi langsung di sebarkan tanpa dia tahu apa yang disebarkan, dan hal inilah yang banyak menjerumuskan orang-orang,” tandas AS Kambi disela-sela materinya.

Dalam dunia internet, kita mengenal yang namanya algoritma Google. Algoritma ini bertugas selalu mengawasi para penggunanya saat berinteraksi dengan internet, lalu mempelajari apa yang sering dilihatnya, yang ia sukai dan bahkan memberikan komentar dengan informasi yang disajikan padanya.

“Karena setiap hari kita selalu melihat informasi seperti itu, maka Google membaca algoritma kita, lalu dia akan terus memberikan informasi seputar hal yang awalnya kita suka lihat. Dunia maya telah membaca kebiasaan kita sehingga ia paham bagaimana karakter dan kebiasaan sehari-hari kita,” paparnya lebih jauh.

Ia menambahkan, jika kita suka melihat berita-berita yang intoleran semisal pembunuhan, berita kekerasan umat beragama masuk ke hp lalu langsung kita menyebarnya, maka algoritma membacanya bahwa kita ini senang dengan berita seperti itu.

“Begitu kita membuka hp kita dan berinteraksi dengan internet, maka saat itu juga kita telah menelanjangi diri kita di depan dunia ini,” pungkasnya.

Kontributor: Nur Abdal Patta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.