Ketum MUI Sulsel Beri Sambutan pada Rukyatul Hilal di Makassar

Makassar, muisulsel.or.id – Ketua Umum MUI Sulsel Prof Dr KH Nadjamuddin Abd Safa Lc MA memberikan sambutan pada acara Rukyatul Hilal penentuan 1 RamadHan 1445 Hijriah bersama Kemenag Sulawesi Selatan (Sulsel).

Adapun Lokasi pemantauan hilal dipusatkan di Rooftop GTC di Jalan Metro Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate, Makassar, Ahad (10/3/2024).

Dalam sambutannya Prof Nadjamuddin menyikapi perbedaan awal Ramadan yang terjadi di Indonesia.

“Perbedaan awal bulan Ramadan karena adanya metode yang berbeda yakni Rukyatul Hilal dan Hisab sehingga menghasilkan awal Ramadan yang berbeda, ” ungkapnya.

Lanjutnya untuk menyatukan perbedaan Prof Nadjamuddin mengusulkan sebaiknya semua organisasi Islam mengikuti pemerintah karena menurutnya yang bisa menyatukan perbedaan hanyalah pemerintah.

Ia juga mengatakan taat pada pemimpin termasuk bagian dari syariat yang diperintahkan Allah sebagai firman “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu.. (Annisa: 59).

Di akhir sambutannya Ia berharap masyarakat menyikapi perbedaan dengan saling menghargai untuk menjaga persatuan umat.

Kepala Bidang Observasi BMKG Wil IV Makassar Jamroni mengatakan, pemantauan hilal yang dipusatkan di Mal GTC Makassar berada di atas ketinggian 25 meter dari permukaan laut.

“Pada hari ini cuacanya kurang baik, agak mendung,” kata Jamroni kepada awak media di lokasi, Minggu

.”Jadi memang dengan tinggi hilal yang cukup rendah, yaitu 0,21 derajat kemungkinan untuk pengamatan hilal sangat minim sekali hari ini,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, dengan cuaca kondisi buruk di Kota Makassar sangat sulit melihat hilal hingga 3 derajat.

“Sulit sekali. Kemungkinan besar adalah tidak terlihat, apalagi dengan tinggi bulan yang sangat rendah, yaitu 0,21 derajat. Atau pengamatan bisa diamati sekitar 2 menit saja itu sulit sekali,” ungkapnya.

“Selain cuaca ya, itu tingginya hilal sangat rendah. Jadi kalau kita ikuti kriteria yang ditetapkan pemerintah yaitu kriteria visibilitas terlihatnya hilal melalui Mabims adalah 3 derajat. Sudut elevasi sekitar 6,4 derajat,” sambungnya.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Ali Yafid mengatakan berdasarkan pantauan bersama, hilal masih berada di posisi 0 derajat lewat menit. Sementara, berdasarkan hasil pengamatan hilal oleh Badan Hisab Rukyat Sulsel, hilal berada di 0 derajat lewat 4 menit.

Di sisi lain, dia menuturkan, menurut ketentuan Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura (MABIMS) rukyatul hilal itu dengan posisi 3 derajat. Dengan begitu, hasil pantauan ini akan diserahkan ke Kemenag di pusat untuk dijadikan referensi dalam menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriyah.

*Irfan Suba Raya*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.