Makassar, muisulsel.or.id – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan Gurutta Prof Dr KH Nadjamuddin AS, memenuhi undangan Silaturahmi Kebangsaan oleh Yayasan Rumah Moderasi Makassar, sekaligus jadi pemateri dalam diskusi itu.
Fokus Grup Diskusi yang berlangsung di kantor BPSDM Provinsi Sulsel Jalan Sultan Alauddin, Makassar, kerjasama Pemerintah Provinsi dan dibuka secara langsung oleh Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Irjen Pol Yudhiawan, SH MH, pada hari Kamis, 5 Desember 2024, yang dihadiri oleh pengurus Yayasan Rumah Moderasi dan puluhan mantan eks napiter
Gurutta Nadjamuddin dalam materinya yang berjudul Deradikalisasi agama dalam strategi penanggulangan Radikalisme dan terorisme, menceritakan pengalamannya saat bertemu dengan puluhan eks anggota teroris.
“Suatu hari saya di kunjungi oleh puluhan mantan eks napiter lalu mereka bertanya, apa penyebab hingga terjadi terorisme dan radikal. Lalu saya mengatakan ada banyak penyebab, salah satunya tidak seimbangnya antara ilmu dan semangat, sebab tinggi semangatnya namun ilmunya yang sangat kurang,” ucap gurutta ketum.
Indonesia adalah negara yang sangat besar sehingga patutlah kita bersyukur sebab dengan keluasannya, tetapi masyarakatnya bisa bersatu.
Guru besar bahasa Arab ini menceritakan bahwa dirinya pernah di kunjungi oleh salah satu anggota polisi dan menanyakan perihal sistim pemerintahan khilafah. “Sistim khilafah adalah salah satu sistim pemerintahan dalam Islam, namun para orang tua dan pendahulu kita sepakat membentuk negara kita dalam bentuk Republik maka dengan itu kita harus mendukungnya,” lanjutnya.
Lebih jauh Gurutta Nadjamuddin mengutarakan pendapatnya bahwa dalam sebuah negara, tidaklah harus berbentuk seperti khilafah. Terlebih dalam dalil agama tidak ada yang mengharuskan kita untuk membentuk seperti sistim khilafah, tetapi yang ada perintahnya adalah melaksanakan syariat Islam,” katanya.
Selain itu, dirinya pun menunjukkan sejumlah dalil-dalil dari Alquran terkait Islam yang moderat. Gurutta Nadjamuddin mengatakan bahwa dalam surat Al-Baqarah ayat 143 yang mengandung soal toleransi.
Lebih jauh ia berpesan bahwa memang bangsa Indonesia ini memiliki banyak sekali suku bangsa, kendati demikian dengan perbedaan itu menjadi sebuah pintu rahmat
Diskusi Silaturahmi Kebangsaan ini juga dirangkai dengan penyerahan bantuan dana kepada para peserta diskusi, sebagai wujud kepedulian pada para anggota Yayasan Rumah Moderasi Makassar.
Kontributor: Nur Abdal Patta