Makassar, muisulsel.or.id – Sekretaris Umum (Sekum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan Prof Dr KH Muammar Bakry, bersama sejumlah pengurus MUI lainnya menghadiri kegiatan Sosialisasi Pilkada Damai Bagi Tokoh Agama, Jurnalis, Dai, Penyuluh Agama, dan Pemuda Lintas Agama di hotel Claro, Makassar, Kamis (24/10/2024).
Acara yang diselenggarakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Selatan kerja sama Pemerintah Provinsi Sulsel dan Kanwil Kementerian Agama ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Dr H Jufri rahman, MSi, yang juga menampilkan parade kitab suci lintas agama yang dihadiri ratusan peserta sosialisasi dari berbagai elemen.
Jufri Rahman mengatakan dalam sambutannya bahwa pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan yang mengedepankan perdamaian dalam menghadapi pilkada, meskipun pasti ada perbedaan dalam pilihan.
Ia pun mengapresiasi akan adanya parade pembacaan kitab suci lintas agama, yang menurutnya parade ini sangat jarang terjadi di tempat manapun di Indonesia.
Sebelumnya, Ketua FKUB Sulsel Prof Dr H Wahyuddin Naro selaku ketua panitia mengatakan bahwa salah satu tujuan diadakannya kegiatan yang melibatkan jurnalis, dan pemuda lintas agama, adalah agar dapat memfilter berita-berita yang dapat menyesatkan, dan memprovokasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Wahyuddin Naro yang juga sekaligus ketua komisi Hubungan Antar Umat Beragama MUI Sulsel mengatakan, kedamaian menurut FKUB bahwa pelaksanaan pemilukada damai ini bukan semata menjadi tanggung jawab pemerintah saja, namun juga adalah tanggung jawab bersama. Keamanan, kedamaian, toleransi dan kerukunan itu merupakan tanggung jawab bersama.
“Target jangka pendek dari FKUB adalah bagaimana mensosialisasikan, mengedukasi para masyarakat, stake holder untuk mengenal bersama yang menjadi potensi-potensi kerawanan di dalam pelaksanaan pemilu,” kata guru besar kampus UINAM ini.
Diakhir sambutannya, Wahyuddin Naro mengatakan tujuan bersama dari acara ini adalah bagaimana masyarakat dan semua stake holder, tidak menjadi objek dari pilkada ini, tetapi juga sebagai subjek pilkada.
Sesaat setelahnya, Pj Gubernur Sulsel Prof Zudan Arif Fakrulloh dalam arahannya mengutarakan saat ini memang sedang dibutuhkan cooling system atau sistem pendinginan. Suasana politik mulai menghangat misalnya dari pemberitaan media.
“Ada tiga cara menerapkan cooling system. Mulai dari penguatan spiritualitas dan religiusitas, kemudian melalui kesenian seperti menari, dan melukis, lalu yang ketiga adalah olahraga,
Kontributor: Nur Abdal Patta