Jeneponto, muisulsel.or.id – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan menghadiri Musyawarah Daerah (MUSDA) MUI Kabupaten Jeneponto di aula gedung pertemuan kantor Kementerian Agama, Sabtu, 20 Januari 2024.
Musda ini dihadiri oleh segenap pengurus MUI Kabupaten Jeneponto bersama MUI kecamatan. Hadir pula Pj Bupati Jeneponto yang diwakili oleh Sekretaris Daerah, Kakan Kemenag, dan Staf Ahli Bupati.
Mengawali kegiatan ini, Ketua Panitia Musda menyampaikan bahwa ini adalah program di tahun 2023, namun terkendala dengan padatnya kegiatan para pengurus, sehingga Musda ini baru diadakan pada bulan Januari 2024.
Waketum MUI Sulsel Prof Dr KH M Ghalib, MA mengungkapkan, saat ini Indonesia adalah mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia. Olehnya itu menurutnya, haruslah penduduk Islamnya dijadikan penduduk yang mayoritas yang berkualitas dan berbanding lurus dengan kuantitas.
“Menurut saya, kita ingin melahirkan generasi Qur’ani. Sebab melihat potensi masyarakat saat ini yang sedang menjamurnya sekolah-sekolah tahfiz Qur’an, Majelis-majelis taklim, serta taman pendidikan Alquran,” ujarnya.
Ia mengharapkan, dengan banyaknya tahfiz-tahfiz Qur’an ini, dirinya menginginkan agar para generasi tidak semata hapal Alquran, akan tetapi juga paham akan makna dan kandungannya.
Saat ini katanya, banyak generasi muda sangat bersemangat dalam menghafal Alquran, tetapi tidak dibarengi dengan pemahaman yang mendalam. Hal ini menyebabkan banyak dai menyampaikan dakwahnya tetapi dengan nada keras, bukan secara lemah lembut, sambung guru besar kampus UINAM ini.
Masih di tempat yang sama, Kepala Kantor Kementerian Agama Jeneponto H Saharuddin, SPd.I MPd.I, yang berkesempatan memberikan sambutannya mengungkapkan akan hubungan yang baik antara MUI dan Kemenag. Salah satu bentuk kemitraan yang di ungkapnya adalah dengan memberikan fasilitas tempat di kantor Kemenag untuk pengurus MUI yang hendak berkegiatan, begitu pun keperluan lainnya.
“Ketika ada mahasiswa yang hendak melanjutkan pendidikannya di luar negeri seperti Timur Tengah, maka sebelum Kemenag memberikan rekomendasi, hal pertama yang ditanyakan adalah rekomendasi dari MUI itu sendiri,” ujarnya.
Saharuddin mengatakan, hal itu dilakukan oleh lembaganya sebagai dasar dan rujukan dalam memberikan rekomendasi kepada masyarakat, terkhusus mahasiswa yang hendak berkuliah di luar negeri, katanya.
Kontributor: Nur Abdal Patta