Dakwah Komunitas: Menyentuh Umat di Luar Masjid

Asnawin Aminuddin (Komisi Kominfo MUI Sulsel)

Makassar, muisulsel.or.id – Dakwah adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk menyebarkan ajaran Islam dan memberikan pencerahan kepada umat. Namun, tidak semua umat terjangkau oleh dakwah masjid atau majelis ilmu.
Ada banyak komunitas yang jauh dari lingkup keagamaan yang aktif, hidup dalam bayang-bayang keterasingan, dan tidak tersentuh oleh siraman rohani. Komunitas-komunitas ini mencakup beragam kelompok, seperti anak-anak punk, waria, LGBT, pekerja seks komersial (PSK), mantan PSK, muallaf, warga binaan lembaga pemasyarakatan (lapas), serta anak-anak korban narkoba.
Banyak dari mereka jarang, atau bahkan tidak pernah, hadir di masjid. Mereka hidup di komunitas-komunitas yang sering terpinggirkan dari masyarakat umum. Ketidakhadiran mereka dalam aktivitas keagamaan, seperti shalat berjamaah atau mendengarkan ceramah, bukan berarti mereka tidak membutuhkan pencerahan.
Justru mereka memerlukan bimbingan spiritual yang lebih intens agar bisa memahami agama dan kehidupan secara lebih baik. Dakwah yang menyentuh komunitas ini adalah langkah penting untuk membawa mereka kembali ke jalan yang lurus.
Da’i komunitas memiliki peran yang tak tergantikan dalam menghubungkan agama dengan kelompok-kelompok yang sulit dijangkau ini. Berbeda dengan da’i pada umumnya, yang sering menyampaikan dakwah di masjid atau forum formal, da’i komunitas harus lebih aktif menjangkau kelompok-kelompok yang jarang terlibat dalam kehidupan keagamaan.
Mereka harus mendatangi komunitas tersebut, mengenali kebutuhan mereka, dan menyampaikan ajaran agama dengan pendekatan yang relevan dan penuh kelembutan. Misalnya, dalam komunitas warga lapas, banyak dari mereka yang menjalani kehidupan yang sulit, terjebak dalam lingkaran dosa, dan mungkin merasa terputus dari kasih sayang Allah.
Kehadiran da’i di lapas dapat menjadi cahaya harapan, membawa mereka menuju taubat dan kehidupan baru yang lebih baik. Begitu pula dengan anak-anak korban narkoba, yang sering kali menghadapi trauma dan kehidupan yang tak menentu. Dakwah kepada mereka tidak hanya memberi pengajaran tentang agama, tetapi juga bimbingan moral dan dukungan emosional agar mereka dapat menemukan jalan kembali.
Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, telah melihat pentingnya menjangkau komunitas-komunitas khusus ini. Oleh karena itu, Muhammadiyah mempelopori pembentukan Lembaga Dakwah Komunitas (LDK), yang secara khusus ditugaskan untuk melakukan dakwah kepada berbagai kelompok masyarakat, termasuk kelas menengah, bawah, marginal, dan komunitas khusus seperti anak-anak punk, warga lapas, dan mantan PSK.
LDK berkomitmen untuk mendekati komunitas-komunitas ini dengan pendekatan yang lebih inklusif dan humanis. Para da’i yang tergabung dalam LDK memahami bahwa dakwah kepada komunitas marginal tidak bisa dilakukan dengan pendekatan yang sama seperti dakwah konvensional di masjid.
Mereka harus lebih sensitif terhadap latar belakang, kondisi mental, dan kehidupan sehari-hari dari komunitas yang mereka hadapi. Pendekatan ini bertujuan agar pesan agama dapat diterima dengan baik, dipahami, dan dihayati oleh setiap anggota komunitas.
Dakwah komunitas bukan sekadar menyampaikan syariat agama. Ini adalah tentang menyentuh hati, merangkul mereka yang berada di pinggiran masyarakat, dan membimbing mereka menuju jalan yang benar.
Tantangan bagi para da’i komunitas adalah membantu setiap individu di dalam komunitas menemukan cahaya agama tanpa menghakimi atau memaksa.
Dalam komunitas seperti warga lapas, PSK, atau anak-anak korban narkoba, dakwah harus disampaikan dengan empati dan kasih sayang. Kehadiran da’i komunitas menjadi sangat penting untuk memberikan harapan baru, membimbing mereka meraih masa depan yang lebih baik, serta memberikan pemahaman agama yang membawa kedamaian jiwa.
Di sisi lain, komunitas muallaf dan mereka yang baru hijrah ke Islam juga membutuhkan dakwah yang lebih intens, agar dapat memahami Islam secara mendalam dan menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran yang benar.
Dengan hadirnya da’i komunitas, tidak ada lagi umat yang terabaikan dalam dakwah. Semua kalangan, tanpa memandang latar belakang, status sosial, atau komunitasnya, berhak mendapatkan kesempatan untuk mengenal Islam lebih dalam.
Dakwah komunitas ini adalah bentuk kasih sayang Islam yang merangkul semua golongan, termasuk mereka yang selama ini merasa jauh dari agama. Inilah yang diperlukan untuk membangun masyarakat yang lebih baik, berlandaskan pada nilai-nilai Islam yang damai, penuh cinta, dan rahmat bagi seluruh alam.
Muhammadiyah, melalui Lembaga Dakwah Komunitas, telah mengambil langkah penting dalam menyentuh komunitas-komunitas yang jarang terjangkau ini. Dengan pendekatan yang inklusif dan penuh kasih, dakwah komunitas menjadi kunci untuk mengubah hidup, membimbing mereka kembali ke jalan yang benar, dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang agama dan kehidupan.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.