Kematian adalah Keniscayaan

Prof Dr H Munawir Kamaluddin, SH MA MH (Anggota Komisi Hukum dan Ham MUI Sulsel)

Makassar, muisulsel.or.id – Kematian merupakan pembahasan yang tidak ada matinya. Setiap manusia pun akan melalui tahapan dalam hidup ini yang namanya kematian

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ﴾
[ الجمعة: 8]

“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” ( QS.Al-Juma’ah :8)

Kematian merupakan realitas yang tidak dapat dihindari, dan tugas kita sebagai manusia adalah menjalankan peran kekhalifaan dengan sebaik-baiknya dan mengabdi kepada Sang Khaliq secara maksimal dan optimal. Dalam Al-Qur’an, Allah Swt berfirman dalam QS Azzariat:56:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”
(Adz-Dzaariyat: 56)

Pembahasan tentang persiapan untuk akhirat ini memberikan landasan bahwa kehidupan di dunia ini adalah persiapan untuk kehidupan setelah mati. Hadis Nabi Muhammad Saw juga menguatkan hal ini. Rasulullah bersabda :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ ». يَعْنِى الْمَوْتَ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan, yaitu kematian.” (HR. Tirmidzi)

Selain dari beberapa ayat diatas berikut beberapa informasi penting menurut Hadis atau Sunnah Nabi Muhammad SAW. terkait kematian dan hal yang perlu dipersiapkan dalam menghadapinya :

1. Kematian bisa datang kapan saja. Kematian bisa menghampiri kapan pun dan tidak akan pernah keliru dalam hitungannya. Maka dari itu jauhilah perbuatan dosa dari kesyirikan, bid’ah dan maksiat lainnya.

2. Mengingat kematian dapat melapangkan dada. Dengan mengingat kematian, seseorang akan terus menambah frekuensi ibadahnya kepada Allah Swt. Jika dekat dengan-Nya, Allah akan melapangkan dada orang tersebut.

عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “أكثروا ذكر هاذم اللذات: الموت، فإنه لم يذكره في ضيق من العيش إلا وسعه عليه، ولا ذكره في سعة إلا ضيقها”

Artinya: “Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Perbanyaklah mengingat pemutuskan kelezatan, yaitu kematian, karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya ketika dalam keadaan kesempitan hidup, melainkan dia akan melapangkannya, dan tidaklah seseorang mengingatnya ketika dalam keadaan lapang, melainkan dia akan menyempitkannya.” (HR. Ibnu HIbban).

3. Mengingat kematian menjadikan seseorang mukmin yang cerdas. Selain melapangkan dada, seorang muslim akan dianggap cerdas bila ia mengingat kematian dan menyiapkan bekal untuk di akhirat nanti. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abudullah bin Umar RA

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما أَنَّهُ قَالَ: كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ: «أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا» قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ: «أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ»

Artinya: “Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma bercerita: Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu datang seorang lelaki dari kaum Anshar mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bertanya: Wahai Rasulullah, orang beriman manakah yang paling terbaik?

Beliau menjawab: Yang paling baik akhlaknya, orang ini bertanya lagi: Lalu orang beriman manakah yang paling berakal (cerdas)?, Beliau menjawab: Yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah yang berakal.” (HR. Ibnu Majah).

4. Kematian bagi orang beriman hanyalah istirahat. Kematian sudah pasti menimpa seluruh makhluk hidup. Maka dari itu, Rasulullah menggambarkan bahwa kematian bukanlah sesuatu yang mengerikan, kecuali bagi mereka yang kafir. Beliau bersabda:

موت الفجأة راحة للمؤمن وأخذة أسف للكافر

Artinya: “Kematian mendadak adalah istirahat bagi mukmin dan penyesalan bagi orang kafir.” (HR. Ahmad.

5. Orang yang sudah meninggal tidak dapat beribadah lagi. Bagi setiap manusia yang telah meninggal, saat itulah kiamat baginya. Artinya, ia tidak bisa lagi untuk beramal mencari pahala dari Allah SWT. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadis berikut:

عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ كَانَ الأَعْرَابُ إِذَا قَدِمُوا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- سَأَلُوهُ عَنِ السَّاعَةِ مَتَى السَّاعَةُ فَنَظَرَ إِلَى أَحْدَثِ إِنْسَانٍ مِنْهُمْ فَقَالَ «إِنْ يَعِشْ هَذَا لَمْ يُدْرِكْهُ الْهَرَمُ قَامَتْ عَلَيْكُمْ سَاعَتُكُمْ

Artinya: “Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: Orang-orang kampung Arab jika datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka bertanya tentang hari kiamat, kapan datangnya, lalu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melihat kepada seorang yang paling muda dari mereka, kemudian beliau bersabda: Jika hidup pemuda ini dan tidak mendapati kematian, mulai saat itulah kiamat kalian datang.” (HR. Muslim).

6. Hanya amal yang akan dibawa saat kematian. Ketika kematian menghampiri seseorang, satu-satunya hal yang dapat dibawa olehnya hanyalah amal ibadahnya. Rasulullah bersabda:

وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: {إِذَا مَاتَ الْمَيِّتُ تَقُوْلُ الْمَلاَئِكَةُ مَا قَدَّمَ وَيَقُوْلُ النَّاسُ مَا خَلَّفَ

Artinya: “Jika ada orang yang meninggal dunia, malaikat berkata apa yang telah lalu (amal), sedangkan manusia membicarakan apa yang ia tinggalkan (warisan).” (HR. Imam Baihaqi).

Demikianlah sejumlah firman Allah SWT. Dan juga kumpulan hadis tentang kematian yang bisa dijadikan pengingat bagi kita yang masih hidup. Gemerlap dunia hanyalah tipu daya yang dapat menjerumuskan kita sehingga lupa mempersiapkan bekal untuk kehidupan di akhirat kelak.

Kontributor: Nur Abdal Patta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.