Memelihara dan Menjaga Spiritualitas Ramadan Setelah Idul Fitri

Assoc.Prof.Dr.Drs. Abd Rahim Razaq Bafagy, BA.,M.Pd (Khutbah Idul Fitri 1446 H di Sorowako Luwu Timur)

Luwu Timur,muisulsel.or.id – Bulan Ramadan telah berlalu meninggalkan kita semua dan tidak akan kembali lagi kecuali bulan Ramadan tahun depan 1447 H. Adakah pengaruh spirit yang kita rasakan semua setelah kita semua memasuki bulan Syawal pagi hari ini. Adakah kita akan rindu padanya karena telah meninggalkan kita selama – lamanya dan tidak akan kembali lagi ?. Perubahan apa yang terjadi pada diri kita semua dirasakan saat ini ? Akankah kita lebih baik, atau sama saja, ataukah iman kita berkurang dan tidak membekas setelah kita semua melaksanakan puasa dan beribadah selama sebulan ?

Jawabannya ada pada diri kita masing -masing, khatib berharap akan baik- baik semua, perubahan sangat signifikan dirasakan setelah berlatih, menahan diri untuk tidak bermaksiat pada Allah, tapi tekun beribadah, dengan khusyu, sabar, dan taat dalam melaksanakan perintah Allah Swt. Semoga hari ini jati diri kita kembali pada masa awalnya Ketika kita semua dilahirkan oleh ibu kita masing masing suci dan putih bersih dari noda dan dosa ) كيوم ولدته أمه).Sabda Nabi saw. berbahagialah dan beruntung orang – orang yang telah melaksanakan puasa Ramadhon selama sebulan lamnya, Ketika memasuki satu syawal pada pagi hari ni dia dalam keadaan suci bersih dari dosa, karena puasa dan amalan selama bulan Ramadan telah memberishkan dirinya dari dosa -dosa, sehinnga pada pagi hari ini dia suci bersih laksana pakain putih tidak bernoda sala sekali. Berbahagialah, berbahagialah dan beruntung mereka semua kembali pada jati dirinya yang asli. Endingnya ibadah puasa adalah ( لعلكم تتقون ) puasa melahirkan dan mejadikan semua orang yang berpuasa yang benar menjadi manusia – manusia yang bertaqwa kepada Ruhan-Nya Allah Rabbul alamin.
الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

Jamah shalat Id yang berbahagia khatib mengajak semua hadirin untuk tetap menjaga dan memelihara iman dan taqwa kita pada pagi hari ini di wal bulan Syawal untuk menghadapi hari – hari pekan, bulan kedepan, Jangan sampai kita lalai memelihara dan menjaga kondisi yang kita sebagai muslim dan mukmin yang taqwa kepada Alah Swt. Tantangan dan rintangan serta godaan dunia modern yang penuh kemewahan yang diperindah dan dipercantik oleh syetan yang terlaknat atau pun dari sesama kita manusia melupakan kita dan menggoda kita dalam kehidupan ini.

Waspadalah, waspadalah, waspadalah, janji syetan kepada Tuhan-Nya yang telah melaknatnya dan permintaanya kepada -Nya : Ya Tuhan engkau telah melaknatku sampai hari kiamat, tapi beri aku umur seumur dunia Aku dan anak cucu, cicitKu dan seterusnya akan menggoda hambaMU. Saya akan hadapi semuanya dari depan, belakang, kiri dan kanan, sehingga hambaMu hanya sedikit yang terselamatkan dariku yaitu : Hanya hambaMU yang ikhlas saja yang saya tidak dapat menggodanya.

Jamaah, jamaah, jamaah, hati -hati dan waspada atas janji syetan Iblis ini di hadapan Tuhan Allah kita semua. Bekali diri dengan Iman, Ihsan, Ikhlas sebagai benteng yang tangguh dan tahan dalam menghadapi ancaman syetan Iblis laknatulahi Alaihi. Jaga jiwa spiritual yang kokoh menghadapinya Insya Allah syetan dan anak cucu, dan cicitnya, serta manusia yang mengikuti hawa nafsunya insya allah Allah Taala akan selalu bersama kita semua selama kita slalu mendekatkan diri kepadanya-Nya. Laksanakan perintah Allah dan jauhi larangannya semampu kita dimanapun dan dalam keadaan apun kita selalu mengingat kepada-Nya.
Firman allah Taala dalam surah Al-Hijr ayat 99 :
وَٱعۡبُدۡ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأۡتِيَكَ ٱلۡيَقِينُ
Terjemahnya :
Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu keyakinan (ajal). ( QS. Alhijr: 99 ).
الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

Spirit Ramadan: Momentum Perubahan Diri
Selama bulan Ramadhan, semua sudah terbiasa dengan ibadah yang intens seperti puasa, shalat malam, membaca Al-Quran, dan memperbanyak sedekah. Semua itu clam bentuk pribadi untuk mendekat dan taat kepada -Nya. Namun, tantangan sesungguhnya adalah bagaimana mempertahankan kebiasaan yang baik tersebut setelah bulan Ramadhan berakhir.
Rasulullah saw. bersabda :
Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang terus mnerus walaupun sedikit. (HR. Muslim No. 783)
Hadits ini mengajarkan dan mendidik umat untuk lebih tekun dan rajin beribadah ibadah di bulan Ramadan dan setelahnya umat bisa terus melanjutkan ibadah tersebut dalam kehidupan sehari -hari usai Ramadan. Tes pertama adalah bagaimana bisa melanjutkannya mulai pada bulan Syawal ini dan seterusnya sampai Ramadan berikutnya.
الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Cara Menjaga Spiritualitas Ramadan
1. Menjaga Shalat Fardhu dan Sunnah
Jangan sampai setelah Ramadhan, kita kembali lalai dalam menunaikan shalat tepat waktu dan meninggalkan shalat sunnah Muakkadah dan ghairu muakkadah, yaitu :
a. Dua Rakaat sebelum dan sesudah dhuhur. Ghairu Muakkadah Dua ( empat rakat sebelum dansudah nya. Riwayat Imam Ahmad : Siapa saja yang menjaga dan memelihara melaksanakan solat sunnat empat rakat sebelum dan sesudah dhuhur, maka diharamkan baginya disentuh Api Neraka.
b. Dua rakat sebelum Ashar ( ghairu Muakkadah),
c. Dua rakat sebelum Maghrib sangat diajurkan oleh Nabi saw. : Solatklah kamu sebelum maghrib diulangi sebanyak tiga kali bagi yang mau.
d. Dua rakat sesudah maghrib ( Muakkadah ),
e. Dua rakat sebelum Isya ( Ghairu Muakkadah ),
f. Dua rakat sesudah solat Isya ( Muakkadah ),
g. Dua rakat sebelum subuh ( Muakkadah ) Sabda Nabi saw. : Shalat sunnah sebelum subuh dua rakat nilai pahalanya lebih dari pada dunia dan segala isinya.
h. Shalatullail (shalat malam ), witir, atau tahajjud setiap malam / taraweh pada bulan puasa ( nama yang umum dalam masyarakat ). Sabda Nabi saw, “Barang siapa yang bangun melaksanakan shalat lail/ tahajjud/witir pada malam hari Ketika manusia pada tidur, maka imbalannya/ balasannya dia diperbolehkan memasuki Surga dari pintu sorga mana saja dia kehendaki ( bebas dan leluasa memili pintu yang dia kehendakinya)
i. Shalat Isra’ dua rakaat, dilaksanakan di Masjid usai melaksanakan solat subuh lalu dia berzikir dan berdoa dan lainya sampai masuk waktu Isra’ setelah terbit matahari. Pahalanya sama dengan melaksanakan ibadah umra dan haji. nabi mengulanginya dengan kalimat : sungguh, sungguh, dan sungguh.
h. Shalat dhuha minimal dua rakat sampai 10 – 12 rakaat. Pahalanya antara lain :
Sedekah, Investasi dan amal cadangan, keuntungan yang besar, akan dicukupkan kebutuhan hidupnya, sama dengan pahala ibadah Umrah dan haji, diampuni dosanya walau sebesar bui dilaut, dan Istana di Sorga.
الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
2. Puasa Sunnah Enam Hari di Bulan Syawal
Rasulullah saw. bersabda:
Barang siapa yang berpuasa Ramadhan, lalu diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seakan – akan ia berpuasa sepanjang tahun. (HR. Muslim No. 1164).
Puasa Syawal selama enam hari dalam bulan Syawal adalah bentuk kecintaan kepada baginda Rasulullah Saw agar kita tetap diteruskan, demikian juga puasa putih setiap bulan selama tiga hari pada setiap tanggal 13. 14, dan 15 pada setiap bulan Qamariah, kecuali bulan Ramadan dan bulan Zulhijjah ( hari – hari Tasyrik ) .
3. Tetap Membaca dan Mentadabburi Al-Qur’an
Jika di bulan Ramadhan rajin tilawah /tadarrus membaca Al-Qur’an yang berisi 30 juz, 114 surah jumlahnya ayatnya : 6234 ayat yang terdiri dari 1.027.000 huruf, maka kebiasaan ini sebaiknya terus dilanjutkan diteruskan agar tetap dekat selalu ( bercinta, bersahabat dan menjadikannya sebagai khalil dalam kehidupan sehari hari dalam beradialog dengan Allah Taala Ketika membacanya. Insya Allah Alquran akan bersahabat menjaga dan menamani pencintanya didalam alam kubur hingga mengantar masuk sorga kelak insya Allah Taala.
4. Memperbanyak Sedekah dan Amal Kebaikan
Pada bulan Ramadan melatih diri bersedekah, berinfaq, menyantuni sesama yang mustadhafiin ( fair dan miskin). Jangan sampai setelah Ramadan tidak diteruskan dan enggan membantu sesama umat seperti yang sudah dilakukan selama bulan Ramdan yang mubarak tersebut.
5. Menjaga Keikhlasan dalam Beribadah
Ibadah mahdah dan ghairu mahdah yang ddilakukan tidak hanya karena kebiasaan, tetapi juga harus dilandasi keikhlasan dan niat yang benar lillahi taala semata – semata.
الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
6. Memperbaiki Akhlak dan Hubungan Sosial
Setelah Ramadhan, kita sebaiknya terus menjaga lisan dari perkataan buruk, menghindari ghibah, dan tetap menjalin silaturahmi dengan sesama setelah Idul Fitri dan seterusnya dipelihara dengan baik untuk kelangsungan kebaikan,kenyamanan, kedamaian,ketentraman hidup bersama.
Hak tetangga dipelihara, kenyamanannya, kedamainnya, ketenangannya, termasuk kebutuhan sandan dan pangannya. Tetangga adalah keluarga kita yang terdekat dalam hidup sehari -hari. Jangan biarkan mereka menderita dan kelaparan karena ketidak mampuannya menghadapi hidup sehari – hari. Anak yatin dan piatu, anak terlantar, janda- janda dan para duda yang kekurangan dibantu dicukupkan kebutuhannya. Mereka adalah saudara kita seagama dalam hidupan sehari – hari. Jangan biarkan mereka tidur dalam keadaan lapar sementara kita tidur dalam keadaan kenyang dan kita tahu keadaannya, tapi dibiarkan dan tidak disantuni. Jika ini terjadi pada saat ini dalam kehidupan tertangga kata Nabi kita semua kalian tidak beriman kepada Allah dan RasulNya serta hari kemudian. Amalan ibadah kita yang telah dikerjakan akan terhalang dan tidak diterima oleh Allah taala. Karena ibadah sosial sesama umat dilalaikan, Ibadah sosial sesama umat sangat penting untuk diperhatikan. Banyak saudara- saudara kita telah berkali kali umrah dan haji dengan uang diusahakan, tapi tetangganya tidak dipeduli tidak di urus dan dibantu kebutuhannya karena kekurangan amal ibadah umrah dah ibadah hajinya ditolak oleh Allah Taala dan tidak diberikan pahala dan keislamannya hilang nilai spritulanya.
الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Saudara -saudara seagama kita di Gaza Palestina yang terzolimi, terjajah, tertindas, terusir, terluka, terusir, terlapar, termiskin serba kekurangan sebelum dan selama bulan Ramdan hidupnya tidak tenang, terancam bom, terancam jiwanya, tanpa rumah, tanpa, Listrik, tanpa air minum, tanpa makan sahur, dan berbuka dll. Akhir- akhir Ramdan yang lalu tgl. 16 -17 Ramadhon mereka di BOM ditempatnya dalam tendanya hanya beberapa jam saja sudah 400 – 500 yang syahid yang terdiri dari anak-anak, wanita ibu -ibu, dan orang tua tidak berdaya. Mereka adalah saudara-saudara kita bagian dari kita bagian dari tubuh kita, jika dalam satu tubuh jasmani ada yang terasa sakit, maka semua badan akan merasakanya. Demikian halnya meraka saudara kita jika ada yang terzolimi, tersakiti, terusir, teraniya terbunuh. Seharusnya kita wajib memperhatikan dan bantu mereka agar bisa hidup sama dengan kehidupan kita sebagai saudaranya.
Sabda Nabi saw. :
المؤمن للمؤمن كا لبنيان يشد بعضه بعضا
المؤ من للمؤمن كا لجسد الواحد …
لا يؤمن أحدكم حتى يحب لاخيه ما يحب لنفسه
من لم يهتم بأمر المسلمين فليس منهم.
Artinya :
1. Orang mukmin terhadap mukmin lainnya laksana bangunan saling menguatkan satu sama lain,
2. Orang mukmin dengan mukmin lainnya laksana satu tubuh, jika anggota tubuh yang sakit maka semua anggota tubuh yang lain juga merasakannya,
3. Tidak beriman seseorang sehingga dia mencintai saudaranya sama dengan dia mncintai dirinya sendiri.
4. Siapa saja yang tidak perduli urusan sesama muslim, maka dia bukan bagian dari mereka tidak beriman).
Mari perduli sesama muslim kita yang hidup di Gaza Palastina melalui donasi amal yang Ikhlas lillahi Taala, berupa bantuan dana, infaq, sedekah, zakat maal serta doa setiap selesai shalat wajib di tempat, rumah dan masjid – masjid diselurh nusantara Indonesia.
Kesimpulan
Hari Raya Idul Fitri bukanlah akhir dari ibadah kita, melainkan awal dari perjalanan baru untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas ibadah kita. Semoga Allah Ta’ala memberi kita kekuatan untuk tetap istiqamah dalam beribadah dan menjaga spiritualitas Ramadhan sepanjang tahun hingga Ramadan 1447 H serta sepanjang hidup kita, semoga husnul kharimah, amin ya Rabbal alamin.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَاحْمِ حَوْزَةَ الدِّيْنِ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ، اللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَوَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ خَيْرُ الْبِلَادِ وَالْعِبَادِ.
رَبَّنَا إنَّنَا نَسْأَلُكَ أَنْ تُبَارِكَ لَنَا فِي عِيْدِنَا وَتَتَقَبَّلَ طَاعَاتِنَا، وَأَنْ تُعِيْنَنَا عَلَى دَوَامِ طَاعَتِكَ، وَأَنْ تَتَقَبَّلَ ذَلِكَ مِنَّا إنَّكَ جَوَّادٌ كَرِيْمٌ، وَأَنْ تَجْعَلَنَا مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَالْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ وَالْمَغْفُوْرِيْنَ. آمِيْنَ يَا مُجِيْبَ السَّائِلِيْنَ.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
اَللّهُمَّ أَعْطِنِي خَيْرَ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا فِيْهِ، وَاْصرِفْ عَنِّي شَرَّهُ وَشَرَّ مَا فِيْهِ، اَللَّهُمَّ اكْتُبْ لِي فِيْهِ كُلَّ خَيْرٍ وَاجْعَلْنِي بَارًّا فِيْهِ بِوَالِدَيَّ، وَاجْعَلْنِي يَا الله مِنْ عِبَادِكَ الْمغْفٌوْرِ لَهُمْ فِي هَذَا الْيَومِ الْمُبَارَكَ، اللهُمَّ ارْحَم ْمَوْتَنا وَمَوْتَى الْمُسْلِمِيْنَ، .اللهم تَقَبَّلْ ِمنَّا الطَّاعَاتِ وَاغْفِر ْلَنَا الْخَطَايَا وَالسَّيِّئَاتَ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Daftar Pustaka
Alquran Alkarim
Albukhari, Imam. (2019). Shahih Al-Bukhari. Darussalam.
Muslim, Imam. (2020). Shahih Muslim. Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah.
Ibnu Katsir. (2021). Tafsir Ibnu Katsir. Pustaka Imam Syafi’i.
Shalih bin Fauzan Al-Fauzan. (2022). Keutamaan Istiqamah dalam Ibadah. Pustaka Arafah.

Irfan Suba Raya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.