Muharram Bulan Memulai Revolusi Jiwa

Chamdar Nur, Lc,.SH,. S. Pd. I,. M. Pd. (Anggota MUI Sul-Sel Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional)

Makassar, muisulsel.or.id  – Bulan Muharram bukan sekadar angka pertama dalam kalender Hijriyah. Ia adalah pertanda awal yang agung, awal perjuangan, awal perubahan, dan awal perhitungan amal di tahun baru. Bagi seorang mukmin, Muharram bukan hanya momentum mengganti kalender, tapi saat terbaik untuk revolusi jiwa, memperbarui niat, memperbaiki amal, dan meneguhkan tekad menempuh jalan takwa.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menamakan bulan ini dengan penuh kehormatan

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

Artinya: “Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, Muharram.” (HR. Muslim).

Dalam hadits ini, Nabi shallallahu alaihi wasallam menyandarkan bulan ini kepada Allah, Syahrullah menunjukkan kemuliaan dan keutamaannya. Ini bukan bulan biasa. Ini bulan Allah. Maka siapa yang menginginkan revolusi hati dan jiwa, inilah saatnya.

Chamdar Nur Lc SPd MPd, anggota Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional MUI Sulsel

Muharram juga termasuk dalam empat bulan haram yang disebutkan dalam Al-Qur’an

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ…مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan… di antaranya ada empat bulan haram.” (QS. At-Taubah: 36).

Para ulama sepakat bahwa salah satunya adalah Muharram. Di bulan-bulan ini, dosa dilipatgandakan, dan amal saleh diperbesar pahalanya. Maka, revolusi jiwa harus dimulai dengan meninggalkan maksiat dan memperbanyak amal kebaikan.

Tahun Hijriyah bermula dari peristiwa hijrah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dari Makkah ke Madinah, bukan dari hari kelahiran atau wafat beliau shallallahu alaihi wasallam. Ini pelajaran agung, bahwa tahun baru Islam dimulai dari titik perjuangan, bukan perayaan.

Hijrah adalah simbol transformasi ruhani dan sosial. Dari tertindas menjadi pemimpin. Dari kesendirian menjadi kekuatan umat. Dari diam menjadi dakwah. Maka Muharram mengajarkan, bangkitlah, meski berat. Bergeraklah, meski lemah. Revolusikan jiwa, meski terkadang harus meninggalkan zona nyaman.

Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata

السنة كالشجرة، والشهور كالأغصان، والأيام كالأوراق، والأعمال كالأزهار، والثمر كالأجور

Artinya: “Tahun itu seperti pohon, bulan-bulannya laksana cabang, hari-harinya bagaikan daun, amalnya seperti bunga, dan buahnya adalah pahala.”

Maka Muharram adalah benih. Apa yang ditanam di sini, akan dituai sepanjang tahun. Maka tanamlah kebaikan, niatkan perubahan.

Revolusi terbesar bukanlah mengubah dunia, tapi mengubah diri. Allah ta’ala berfirman

..إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ..

Artinya: “…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…” (QS. Ar-Ra‘d: 11).

Inilah saat terbaik untuk memulai, bukan besok, bukan nanti, tapi sekarang, di Muharram ini. Perbaiki shalat dan ibadah, bersihkan niat, kuatkan tekad. Maafkan yang menyakiti, dan mohon ampun atas segala dosa.

Bulan Muharram bukan hanya gerbang tahun baru, tapi panggilan ilahi untuk memperbaharui hidup. Revolusi sejati bukan dimulai dari jalanan, tapi dari dalam dada, dari hati yang tunduk, niat yang jernih, dan tekad yang bulat untuk mulai taat. Maka jangan biarkan bulan ini berlalu seperti sebelumnya. Bangkit, ubah, dan istiqamahlah. Karena revolusi jiwa yang benar akan membawa perubahan dunia yang nyata, biidznillah ta’ala.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا الْعَامَ خَيْرًا مِنَ السَّابِقِ، وَافْتَحْ لَنَا فِيهِ أَبْوَابَ التَّوْبَةِ وَالْخَيْرِ وَالْفَلَاحِ، وَثَبِّتْ قُلُوبَنَا عَلَى دِينِكَ، وَاجْعَلْنَا مِمَّنْ نُجَدِّدُ نَفْسَنَا لِنُرْضِيَكَ.

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Bukakanlah pintu-pintu tobat, kebaikan, dan keberkahan. Teguhkan hati kami di atas agamaMu, dan jadikan kami hamba-hambaMu yang memperbarui diri demi meraih ridhaMu.”

Aamiin …

Irfan Suba Raya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.