Nilai Seorang Mukmin

H. Rusdi Hidayat ( Anggota Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Majelis Ulama Indonesia Sulsel).

Mekkah, muisulsle.or.id – Terkadang kita mudah untuk menyebut sebutan mukmin namun kita mengabaikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Innama mukminuna ikhwah… bahwa setiap orang yang mengakui dirinya beriman maka mutlak memiliki keterkaitan persaudaraan dengan mukmin lainnya. Dan itu adalah standar yang telah Allah tetapkan dalam menilai seorang mukmin. Suka atau tidak suka, kenal atau tidak kenal, ketika predikat mukmin melekat kepada diri seseorang maka dia berhak menjadi saudara.

Seorang saudara tidak akan menyakiti saudaranya yang lain, bahkan cenderung menjaga dan memelihara hak-haknya serta menjauhkannya dari segala macam marabahaya dan kejahatan diri. Mukmin tidak mengenal suku atau bangsa, meski warna kulit berbeda, bahasa berbeda, bahkan postur dan mimik muka berbeda ketika predikat mukmin melekat maka runtuh semua perbedaan itu dan hanya fokus kepada predikat mukmin. Oleh karena itu berusahalah untuk tidak menyakitinya apalagi dengan sengaja ingin menjatuhkan dirinya.

Banyak negara-negara dengan warga negara mukmin yang banyak dan mayoritas sedang menderita saat ini. Penderitaannya sungguh di luar nalar manusia, bahkan sulit untuk membayangkan bagaimana bisa bertahan dalam penderitaan yang begitu berat dan dalam waktu yang lama. Suria atau Syiria menderita karena sikap otoriter pemimpin terhadap rakyatnya. Dan yang paling dahsyat adalah Palestina yang menderita bertubi-tubi dengan penderitaan air mata dan darah, oleh penjajah Israel. Miris melihat seorang anak kecil berumur 3 tahun terpaksa mengambil peran dan tanggung jawab kedua orang tuanya untuk menjaga adiknya yang masih 2 bulan karena kedua orang tuanya sudah terbunuh di bawah puing-puing bangunan akibat bom membabi buta dengan dari mengejar terorisme namun faktanya adalah pembersihan etnis dari tanah Palestina. Jika hari ini masih ada seorang muslim yang berpikir ini kesalahan mereka sendiri, maka dengan alasan apa agar cukup bagi kita untuk mengatakan Israel adalah pembunuh berdarah dingin terhadap seorang mukmin.

Dengan khusyuk, khatib Masjidil Haram hari ini 27/12/2024 menutup khutbahnya dengan sebuah hadits, “Bukanlah orang beriman di antaramu sampai kau mencintai saudaramu seperti engkau mencintai dirimu sendiri.”

Dan berikut khutbah kedua berulang-ulang mendoakan agar Allah senantiasa mengaruniakan kemenangan dan perlindungan kepada rakyat Palestina dan Masjidil Aqsa. Seolah-olah beliau ingin menegaskan jika engkau masih menganggap dirimu seorang mukmin maka pastikan dirimu berada pada pihak yang membela rakyat Palestina dan melindungi Masjidil Aqsa.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.