Tetesan Hikmah: Diri Ini di Penghujung 2024

Chamdar Nur, S.Pd.I., SH., Lc., M.Pd (Anggota Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional MUI Sulsel).

Makassar, muisulsel.or.id – Wahai diri yang lalai, tidakkah engkau sadari betapa cepatnya waktu berlalu? Hari-hari berganti menjadi Minggu, Minggu menjadi bulan, dan kini tahun pun hampir berakhir. Tidakkah engkau bertanya kepada hatimu, apa yang telah aku lakukan selama ini untuk Rabbku?

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُّبِينٍ

Artinya: “Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang mati dan mencatat apa yang telah mereka kerjakan serta bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Segala sesuatu Kami catat (rapi) dalam kitab yang nyata.” (QS. Yasin: 12).

Wahai jiwa, renungkanlah… Berapa banyak shalat yang kau lalaikan?
Berapa banyak doa yang kau abaikan?
Berapa banyak lidahmu melukai hati?
Dan berapa banyak waktu yang kau habiskan?

Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda:

لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ

Artinya: “Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia ditanya tentang empat perkara: umurnya untuk apa ia habiskan, ilmunya bagaimana ia amalkan, hartanya dari mana ia peroleh dan untuk apa ia belanjakan, serta tubuhnya untuk apa ia gunakan.” (HR. At-Tirmidzi).

Wahai diri, tidakkah kau merasa malu di hadapan Allah yang Maha Pemurah? Dia yang selama ini memberimu nikmat tanpa henti, namun sering kali kau membalasnya dengan kelalaian. Tidakkah kau ingat dosa-dosamu yang telah menggunung, namun sering kau abaikan dengan dalih waktu yang masih panjang?

Diri

Hasan Al-Bashri berkata:

Artinya: “Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau hanyalah kumpulan hari. Setiap kali satu hari berlalu, maka sebagian darimu telah hilang.”

Wahai diri, menangislah di hadapan Allah. Jangan tunggu hari ketika tangisan itu tak lagi berguna, saat semua penyesalan hanya menjadi saksi atas kehancuran diri. Allah berfirman:

وَجِيءَ يَوْمَئِذٍ بِجَهَنَّمَ ۚ يَوْمَئِذٍ يَتَذَكَّرُ الْإِنسَانُ وَأَنَّىٰ لَهُ الذِّكْرَىٰ

Artinya: “Dan pada hari itu neraka Jahannam didatangkan; pada hari itu manusia akan ingat, tetapi apa gunanya mengingat itu baginya?” (QS. Al-Fajr: 23).

Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda:

عَيْنَانِ لَا تَمَسُّهُمَا النَّارُ: عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ، وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

Artinya: “Ada dua mata yang tidak akan disentuh api neraka: mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan mata yang berjaga di jalan Allah.” (HR. At-Tirmidzi)

Namun, jangan putus asa! Seburuk apa pun dosa-dosa kita, rahmat Allah lebih luas dari segalanya. Allah berfirman:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Artinya: “Katakanlah, ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sungguh, Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah berkata:
“Tangisan penyesalan adalah hujan yang menyucikan hati. Ia yang menangis di dunia karena dosanya, akan berbahagia di akhirat karena rahmat-Nya.”

Mari kita akhiri tahun ini dengan doa yang penuh kerendahan hati

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ

Artinya: “Ya Rabb-ku, ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan orang-orang yang beriman pada hari terjadinya hisab.” (QS. Ibrahim: 41).

Semoga Allah menerima taubat kita semua, dan berkenan memaafkan dosa, kekhilafan,kelalaian kita yang telah lalu, dan menjadikan tahun mendatang penuh dengan keberkahan… Aamiin

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.