Dr KH Syamsul Bahri Abd Hamid Lc MA (Sekertaris Komisi Fatwa MUI Sulsel)
Makassar, muisulsel.or.id – Malam takbir Idul Fitri adalah malam penuh optimisme. Seorang hamba yang telah menyelesaikan perjalanan spiritualnya selama Ramadhan kini tiba di malam kemenangan. Setelah ditempa dalam madrasah Ramadhan yang penuh berkah, seorang mukmin masih diharapkan untuk tetap merendahkan diri di hadapan Allah Swt, meskipun tarawih telah usai.
Imam Nawawi dalam al-Majmu’ menyebutkan bahwa menghidupkan malam Idul Fitri adalah amalan yang utama. Dalam Mawahibul Jalil juga dijelaskan bahwa malam ini sebaiknya diisi dengan zikir dan ibadah kepada Allah Swt. Dalam Surah Al-A’la, Allah Swt berfirman:”Sungguh beruntung orang yang mensucikan diri, lalu menyebut nama Tuhannya dan melaksanakan shalat.” (QS. Al-A’la: 14-15)
Para mufasir seperti Ath-Thabari, Ibnu Katsir, dan Al-Qurthubi menjelaskan bahwa yang di maksud dengan “mensucikan diri” adalah dengan ibadah, termasuk zakat fitrah yang diiringi dengan shalat Idul Fitri. Ini menunjukkan bahwa malam Idul Fitri adalah malam pensucian diri dengan sungguh-sungguh.
Terdapat hadis yang menyebutkan keutamaan malam Idul Fitri, seperti riwayat yang mengatakan bahwa siapa yang menghidupkan malam ini, maka hatinya tidak akan mati pada hari di mana banyak hati manusia dilumpuhkan oleh Allah Swt. Meski sebagian ulama menilai hadis ini dhaif, banyak riwayat lain yang menguatkan keutamaan malam Idul Fitri.
Mazhab Hanafi juga menyatakan bahwa sunnah menghidupkan malam Idul Fitri dengan shalat sunnah dan berbagai ibadah lainnya.
Sunnah dalam Mempersiapkan Shalat Idul Fitri
Berdasarkan pandangan banyak ulama, dianjurkan bagi kaum muslimin untuk mempersiapkan diri dalam menyambut shalat Idul Fitri dengan cara berikut:
1. Menyambut Idul Fitri dengan penuh kegembiraan, berdoa, dan saling mengucapkan selamat.
2. Berangkat ke tempat shalat Idul Fitri, baik dengan berjalan kaki maupun berkendaraan, serta mencicipi makanan terlebih dahulu sebagai tanda tidak berpuasa.
3. Memastikan zakat fitrah telah ditunaikan sebelum shalat sebagai bentuk kepedulian kepada sesama.
4. Mandi, memakai wangi-wangian, dan mengenakan pakaian terbaik yang dimiliki.
5. Memperbanyak bacaan takbir sebagai bentuk pengagungan kepada Allah Swt.
6. Menempuh rute yang berbeda antara perjalanan pergi dan pulang dari tempat shalat, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah Saw.
7. Melaksanakan shalat Idul Fitri di tempat yang luas dengan jamaah besar, dan bagi wanita yang sedang haid pun tetap dianjurkan untuk menghadiri shalat dan khutbah.
Semoga di hari Idul Fitri ini, umat Islam semakin erat dalam persaudaraan dan saling memaafkan. Aamiin, ya Rabbal ‘alamin.
Irfan Suba Raya
