Hari Tasyriq: Hari Potong-Potong Daging

Prof Dr KH Muammar Bakry, Lc MA (Sekretaris Umum MUI Sulsel)

Makassar, muisulsel.or.id – Adha biasa juga disebut lebaran haji. Tiga hari setelahnya, bagi jamaah haji melanjutkan manasiknya hingga proses akhir dengan melaksanakan mabit dan melontar jamarat di Mina. Adalah wajib haji yang harus dilakukan oleh jamaah. Jika dilakukan selama 2 hari, dinamakan nafar awal, dan jika dilakukan selama 3 hari dianamakan nafar tsani.

Di hari-hari tersebut kita dianjurkan untuk banyak berzikir dengan takbir, tahmid dan tahlil. Itulah yang menjadi tradisi ibadah ritual umat Islam sebagai ikutan sunah, bahwa setelah melaksanakan salat lima waktu dianjurkan untuk membaca takbir hingga selesai salat ashar di tanggal 13 Zulhijah.

Selain momen haji, Ied Adha juga mengabadikan momen penyembelihan hewan kurban. Karena itu lebaran Ied Adha dinamakan juga yaum annahr (hari penyembelihan) artinya menyembelih hewan kurban seperti sapi dan kambing. Dan setelah yaum annahr dilanjutkan dengan hari tasyriq berlangsung selama tiga hari setelah hari lebaran 10 Zulhijjah.

Tasyriq artinya antara lain memotong-motong daging, mengeringkan daging (proses dendeng), memotong di kala matahari terbit, yang dimaksud matahari 11,12,13 Zulhijah. Tiga hari tasyriq adalah hari makan dan minum, demikian riwayat yang menyebutkan. Nabi melarang orang berpuasa pada hari-hari tersebut.

Syiar berbagi daging menjadi perintah untuk dilaksanakan di hari-hari tersebut hingga jelang masuknya magrib 14 Zulhijah. Sepertiga untuk orang yang berkurban, sepertiga untuk orang miskin dan sepertiga sisanya untuk dihadiahkan.

Inilah syiar yang tak dapat dikonversi dengan nilai lain seperti uang sebagaimana perintah zakat fitrah. Beras bisa diganti dengan senilai uang, sapi dan kambing harus dialirkan darahnya, sebab tetesan darah adalah dosa-dosa yang digugurkan. Daging tak bisa ditukar dengan sedakah uang dan benda-benda lainnya.

Peristiwa yang dramatis yang terjadi pada keluarga Nabi Ibrahim saat akan menyembelih putranya Ismail menjadi kisah nyata awal mula perintah berkurban. Lalu Nabi Muhammad saw meresponnya dengan Hadisnya “Siapa yang memiliki kemampuan lantas tidak berkurban, maka jangan dekat dengan masjidku”.

Betapa Islam menganjurkan untuk hidup sehat mengonsumsi gizi dan protein yang baik dan sempurna. Makanan sangat menentukan kecerdasan dan Kesehatan suatu masyarakat. Jika dibandingkan rata-rata setiap warga dunia kaitannya dengan mengonsumsi daging, maka Indonesia jauh tertinggal dengan negara-negara lain. Amerika sebagai negara yang warganya mengonsumsi sekitar 120 kilogram daging per tahun, sementara Indonesia masuk dalam negara-negara yang paling sedikit warganya makan daging. Tercatat hanya sekitar 7,1 kg daging ayam per tahun, 2,4 kg daging babi per tahun, 1,8 kg daging sapi per tahun dan 0,4 daging domba per tahun.

Daging, terutama daging sapi kaya dengan protein. Lemak daging juga berfungsi membantu penyerapan mineral dan vitamin yang larut lemak seperti vitamin A, D, E, dan K. Bahkan lemak juga menunjang fungsi otak dan menjadi sumber energi yang menghasilkan 9 kalori per 1 gram lemak.

Manfaat-manfaat mengonsumsi daging antara lain; mengoptimalkan produksi darah, mencegah anemia, mengoptimalkan kekebalan tubuh, mengoptimalkan fungsi otot, meningkatkan kesehatan organ reproduksi, mengoptimalkan kekuatan tulang dan hormon dalam tubuh, menjaga tetap sehat di usia lanjut, meningkatkan kesuburan, dan lain-lain.

Daging yang sangat mahal harganya, hanya dimakan dalam acara-acara pesta, sangat jarang orang membeli untuk konsumsi harian keluarga, di hari tasyriq ini harus dipastikan bahwa seluruh umat dan bangsa Indonesia tak pandang suku dan agamanya dapat menikmati daging di hari tasyriq. Karena memang tasyriq artinya hari potong-potong daging.

Kontributor: Nur Abdal Patta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.