Makassar, muisulsel.or.id – Allah Swt sengaja menciptakan kematian dan kehidupan, oleh karena Dia mempunyai alasan tersendiri. Semua makhluk hidup itu asalnya tidak ada lalu Allah ciptakan semuanya yang pada akhirnya semua akan kembali musnah, lalu setelah itu dibangkitkan kembali oleh-Nya.
Hal itu dapat ditemukan dalam penjelasan Alquran dan melalui penafsiran para ulama tafsir.
Adapun tujuan dari Allah menciptakan kematian dan kehidupan adalah tiada lain untuk melihat siapa hambanya yang paling baik amalan-amalannya.
Ulama tafsir berbeda pendapat dalam menafsirkan makna dari ayat surat Al-Mulk ayat kedua tersebut.
Salah satu ulama tafsir mengatakan bahwa makna dari ayat kedua surat Al-Mulk ini adalah bahwasanya kita di tuntut untuk melakukan amalan-amalan secara cerdas dan penuh semangat.
Oleh sebab Allah memilih kalimat yang paling baik amalannya, bukan kalimat yang paling banyak amalannya.
Selanjutnya dalam penafsiran oleh ulama yang lain bahwasanya makna dari ayat tersebut adalah untuk melihat sejauh mana keikhlasan kita beramal dan kebenarannya.
Sebab menurut ulama tersebut, jika hanya ikhlas saja beramal tanpa dengan benar dalam melakukan amalan itu, maka hal itu tidaklah diterima oleh Allah. Begitupun sebaliknya, jika hanya melakukan amalan tanpa di barengi dengan keikhlasan maka jal itupun tidaklah diterima, sehingga keduanya haruslah selaras.
Nah, dari kedua penafsiran ayat tersebut, manakah yang di mkasud dengan kecerdasan dalam beramal dan keikhlasan beramal dengan benar?
Siapakah kedua ulama tafsir tersebut yang memberikan penjelasan seperti itu? Simak jawaban lengkapnya dalam kajian fiqih di link video berikut ini.
Kontributor: Nur Abdal Patta