Makassar, muisulsel.or.id – Di zaman Rasulullah masih hidup, segala persoalan-persoalan yang dihadapi oleh umat Islam pada saat itu cukup diadukan kepada Rasul maka persoalan itu akan selesai.
Berbeda halnya dengan saat setelah wafatnya Nabi, maka olehnya Rasulullah bersabda bahwa umatku kelak akan terpecah menjadi 73 golongan, namun hanya satu yang selamat, yakni golongan Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Saat para sahabat mendengar kata Nabi, maka mereka bertanya akan arti dari ahlus sunnah wal jamaa’ah. Nabi pun menjawab bahwa yang dimaksud dengan ahlus sunnah wal jama’ah adalah orang-orang yang berpegang teguh dengan peganganku saat ini dan sahabat-sahabatku.
Dengan demikian, siapa saja yang tetap berpegang teguh terhadap Alquran dan sunnah Rasulullah, maka itulah yang disebut ahlus sunnah wal jama’ah tanpa melihat mereka dari aliran mana saja.
Di negeri kita Indonesia, itu ada beberapa golongan ahlus sunnah. Ada yang aturannya sangat ketat, ada yang kurang ketat, ada pula yang agak longgar, namun ada juga yang sangat longgar. Tetapi juga ada yang muncul di tengah-tengah yang dikenal dengan istilah Islam Wasathiyah.
Golongan ahlus sunnah yang ketat itu mereka tidak menerima hadis yang dhaif, meskipun sebenarnya hadis tersebut sahih namun dhaif bagi mereka maka hadis tertolak. Yang kedua golongan ini memahami hadis hanya berdasar harfiah saja.
Meskipun sebenarnya dalam memahami sebuah konteks itu ada beberapa hal yang perlu diketahui terlebih dahulu, di mana hadis itu di pahami bukan hanya berdasar konteksnya saja.
Lalu bagaimanakah sebenarnya Islam ahlus sunnah wal jama’ah ini? Manakah yang sebaiknya di ikuti dari golongan-golongan ini? Simak penjelasan lengkapnya dalam kajian kali ini pada video link berikut ini.
Kontributor: Nur Abdal Patta