HIKMAH HALAQAH: Perkembangan Dakwah Rasulullah Saw

Prof Dr KH Nadjamuddin AS, Lc MA (Ketua Umum MUI Sulsel).

Makassar, muisulsel.or.id – Perkembangan dakwah Rasulullah Saw pada masa itu hanya secara sembunyi-sembunyi, namun setelah turunnya wahyu kepadanya yang memerintahkan agar tidak lagi berdakwah secara sembunyi-sembunyi namun dengan terang-terangan.

Setelah Rasulullah melakukan dakwah secara terang-terangan, maka sejak saat itulah Rasulullah mengalami tantangan dan halangan yang sangat besar, sebab banyak dari pembesar-pembesar Qurays yang menentang dakwahnya bahkan mereka tidak segan-segan untuk menyiksa orang-orang yang mengikuti dakwahnya.

Salah satu di antaranya adalah paman Nabi sendiri yaitu Abu Jahal yang bahkan pernah berkata kepada masyarakat Qurays. Wahai masyarakat Qurays, sesungguhnya Muhammad telah keluar dari agama kita, dan kita melihat dia kecuali hanya mencaci maki agama nenek moyang kita dan membenci agama orang tua kita.

Maka saya berjanji kepada Allah, saya akan duduk dengan membawa batu besar. Jika ia datang untuk salat di Masjidil Haram, dan saat ia sujud maka saya akan memecahkan kepalanya dengan batu besar itu. Itulah janji Abu Jahal kepada masyarakatnya.

Tibalah waktu yang Abu Jahal maksudkan sembari menunggu Nabi Muhammad, saat itu Rasulullah Saw benar-benar datang dan hendak melaksanakan salat 2 rakaat. Lalu berkumpullah orang-orang Qurays yang hendak menyaksikan apa yang akan dilakukan oleh Abu Jahal.

Tatkala Rasulullah Rasulullah sedang salat dan saat itu sedang sujud, lalu datanglah Abu Jahal dengan membawa batunya menuju kepada Rasulullah, tapi saat sudah mendekat pada Rasulullah tiba-tiba Abu Jahal merasa bingung dan suasana hatinya berubah seperti orang takut dan jatuhlah batu itu dari tangannya.

Abu Jahal pun kembali dengan perasaan takut dan masyarakat bertanya mengapa perkataannya tidak dilakukan. Ia pun menjawab bahwa saat hendak melemparkan batu besar di kepala Muhammad, saya melihat seekor unta yang besar dan menghalangiku dan seumur hidupku tidak pernah melihat unta yang sebesar itu dengan giginya yang besar dan hendak menerkam saya.

Ibnu Ishak berkata bahwa yang melakukan itu kepada Abu Jahal yakni malaikat Jibril yang senantiasa melindungi Rasulullah, andai kata Abu Jahal nekat melakukan perkataanya, malaikat Jibril pun sudah bersiap menangkapnya.

Tonton sirah Nabawi pada kajian-kajian berikut ini.


Kontributor: Nur Abdal Patta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.