Prof Dr KH Ruslan Wahab, Lc MA (Ketua Bidang Fatwa MUI Sulsel)
Makassar, muisulsel.or.id – Setiap manusia yang hadir di muka bumi ini, itu diberi amanah oleh Allah Swt. Minimal amanah terhadap dirinya sendiri.
Manusia membutuhkan kesempurnaan untuk menjaga dirinya dari manusia agar ia tidak terjebak dalam kejahatan. Secara logika bahwa manusia yang jahat adalah manusia yang tidak mampu memanfaatkan potensi-potensi yang Allah berikan kepada dirinya.
Pada dasarnya, tidak perbedaan yang Allah berikan kepada manusia, baik itu ia seorang yang jahat, seorang alim ulama, seorang cendekiawan, maupun yang lainnya kesemuanya sama dari Allah.
Semua manusia diberikan akal, kekuatan nafsu, dan juga diberikan kekuatan kalbu, semua manusia juga diberi energi Alquran, semua manusia juga diber energi ruh, dan juga diberi kekuatan pisik.
Perbedaan masing-masing individu ini adalah setiap manusia tidak sama caranya dalam menyikapi semua pemberian-pemberian yang Allah berikan kepadanya, bahkan dikatakan bahwa manusia itu sempurna dan setingkat lebih di atas dari kekuatan para malaikat.
Tetapi kapan saja manusia tidak dapat memanfaatkan kekuatan yang diberikan oleh Allah kepadanya, maka ia tidaklah lebih baik dari syaitan, maka tergantung dari kita lah masing-masing bagaimana memanfaatkan pemberian Allah itu.
Nah, bagaimana caranya agar kita bisa menjaga dan memelihara kekuatan yang Allah titipkan kepada kita, maka tak lain upaya yang kita lakukan adalah berzikir, dan para ulama membaginya terhadap dua bentuk zikir.
Yang disebut zikir Muqayyad dan zikir Mutlak. Lalu apa itu zikir muqayyad? Yang dimaksud zikir muqayyad adalah zikir yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah Saw kepada kita yang terikat dengan waktu dan terikat dengan tempat tertentu, itulah zikir muqayyad.
Penasaran dengan zikir yang kedua? Tonton selengkapnya dalam video link berikut ini.
Kontributor: Nur Abdal Patta