Makassar, muisulsel.or.id – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Selatan menggelar dialog lintas agama yang dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, dan dihadiri pula oleh Ketua dan Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan.
Dialog lintas agama ini menghadirkan para pemimpin majelis agama selaku narasumber dalam dialog tersebut. Acara ini mengusung tema Puasa dan Nilai Kemanusiaan Dalam Perspektif Agama-Agama.
Dalam sambutannya, Kakanwil Agama Sulsel H Muh Tonang mengatakan sejak tahun 2019 silam, Kementerian Agama telah melakukan internalisasi dan bimtek-bimtek, TOT, dalam rangka penguatan moderasi beragama.
H Muh Tonang melanjutkan bahwa peran dan fungsi FKUB yang dimulai sejak rancang program, dan pemberian izin-izin pendirian rumah ibadah yang terkadang gampang-gampang sulit, hal itu dikarenakan adanya benturan dengan masyarakat setempat, namun dengan komunikasi yang baik persoalan tersebut dapat terselesaikan dengan baik, kata Kakanwil Kemenag Sulsel.
Menurut Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan Gurutta KH Nadjamuddin AS, mengungkapkan bahwa sejak dahulu umat Islam telah diperintahkan untuk berpuasa, bahkan umat-umat sebelum Nabi Muhammad Saw, mereka telah diperintahkan untuk melakukan puasa.
“Ulama pun telah menafsirkan bahwa umat terdahulu telah berpuasa, meskipun lama dan cara berpuasanya itu berbeda beda. Puasa sangat erat kaitannya dengan kemanusiaan, karena hikmah paling besar dari puasa itu adalah bagaimana rasanya menahan lapar,” ulas Ketum MUI Sulsel dalam paparannya pada dialog lintas agama di kafe Arnum Jl. Tupai, Makassar, Kamis, 4 April 2024.
Ia menuturkan dengan berpuasa dan merasakan lapar, maka akan timbullah rasa kemanusiaan dalam diri manusia dan tumbuhnya rasa kepedulian antar sesama.
Dialog lintas agama ini dihadiri pula oleh perwakilan masing-masing agama, baik pemimpin majelis selaku narasumber, maupun para anggota majelis agama yang ada di Sulawesi Selatan.
Kontributor: Nur Abdal Patta
