Makassar, muisulsel – Bersatu dalam Keberagaman merupakan tema dialog Moderasi Beragama yang dilaksanakan Komisi Hubungan Antar Umar Beragama (KHAUB) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan. Dialog Moderasi Beragama mengumpulkan seluruh pimpinan agama yang ada di Sulawesi Selatan yang dilaksanakan di Kenari Tower Hotel. Selasa (29/11/2022)
Dr KH Mustari Bosra menjadi wakil MUI Sulsel sebagai pembicara. Adapun tokoh agama yang menjadi narasumber adalah Dr. Yongris Ketua Permabudhi Sulsel, I Ketut Bhuwana Kertiyasa, dari PHDI Sulel, Miguel Dharmadjie dari Walubi Sulsel, Pdt Adrie O Massie dari PGIW Sulselbar, Js Erfan Sutono dari Matakin Sulsel dan Pastor Albert Arina dari Keuskupan Agung.
Prof Dr Wahyuddin Naro selaku Ketua Komisi HAUB MUI Sulsel mengungkapkan tema sentral kali ini menginspirasi kita bahwa kita akan diperjalankan dan melihat manusia adalah ciptaan Tuhan yang di dalam dirinya selalu ada Kasih, Cinta dan peduli satu sama lain.
“Gagasan yang kita akan lahirkan bersama dalam dialong nantinya paling tidak melahirkan tiga pesan moral,” ungkap Prof Wahtuddin Naro yang juga merupakan Wakil Rektor UIN Alauddin Makassar. Lanjutnya, Pertama adalah saling memperkuat Kesadaran Spiritualitas, Kesadaran Kebangsaan, dan kesadaran Kemanusiaan.
Ketika Kesadaran Spiritual melampaui Kesadaran Kebangsaan dan Kesadaran Kemanusiaan, maka hal itu akan melahirkan radikalisme dan itulah yang sering terjadi di dalam masyarakat kita saat ini.
Dr Ir Hj A Majdah M Zain dalam sambutannya mengungkapkan bahwa Moderasi merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan majemuk di Indonesia. “Saat ini Dunia tidak sedang baik-baik saja. Perang Ukraina-Rusia yang tak selesai, Gempa Bumi yang selalu ada, Daya dukung Bumi terhadap Manusia, dan Pandemi yang saat ini maningkat lagi. Semua itu membutuhkan Moderasi Beragama untuk saling membantu,” ungkapnya
Di akhir sambutannya, Dr. A. Majdah mengharapkan dengan Dialog Moderasi Beragama akan melahirkan komitmen-komitmen kebersamaan untuk menciptakan kehidupan yang damai
Sebelum membuka Dialog, Dr KH Mustari Bosra memberikan sambutannya dengan mengungkapkan bahwa Islam hadri untuk menjag kerahmatan. Harus damai kepada seluruh ciptaan Tuhan. “Kita ini semua adalah ciptaan Allah dan Allah memamg menghendaki kita berbeda-beda agar kita berdampingan dan berdamai karena memang Allah tidak mau kita sama dan bersatui.
“Ada lima agama yang diakui keberadaannya di Indonesia dan kelimanya itu juga diinginkan oleh Allah,” ulasnya. Setiap kelompok pasti memiliki nabi yang merupakan utusan Allah. Kita saja umat Islam tidak satu tetapi kita bervariasi agar Allah mau melihat sejauh mana berlomba-lomba dalam kebaikan karena kita percaya bahwa ada kehidupan setelah di dunia ini.
Wakil Ketua MUI mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk bersama dan saling mengenal adalah berdialog bersama untuk saling mengenal. Dialog Bersama ini hadiri oleh seluruh anggota Komisi HAUB MUI dan seluruh undangan.