Makassar, muisulsel.com – Umat Islam di seluruh dunia telah di perintahkan untuk mengeluarkan sebagian dari hartanya sebagai pembersih bagi dirinya yang terbagi dalam beberapa kategori di antaranya, zakat, infaq, shadaqah serta wakaf.
Badan Zakat Nasional (Basnaz) Provinsi Sulawesi Selatan mengadakan sebuah kegiatan dan bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Selatan yakni Pelatihan Media Digital dengan tajuk Literasi Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf yang dilaksanakan di Hotel Mercure pada hari Sabtu, 12/11/2022 pada jam 09.30 Wita.
Pada sambutan pertama yang diawali oleh ketua panitia, Ia mengatakan bahwa tujuan di ladakannya pelatihan media digital ini adalah untuk menyebarluaskan pelatihan-pelatihan secara luas lewat media melalui literasi digital.
Ketua Baznas Prov. Sulsel Dr. dr. H. Muh. Khidry Alwi dalam sambutan berikutnya mengungkapkan tentang bagaimana mempotensikan zakat shadaqah dan infaq ini secara maksimal karena kebiasaan masyarakat dalam mengeluarkan zakat dan lain-lain itu kebanyakan nanti di bulan Ramadhan saja, padahal ini sangat berpotensi.
“Kerjasama dengan MUI ini sangat diharapkan supaya bisa sama-sama menjadi garda terdepan dalam bentuk tulisan untuk mengajak masyarakat melalui para dai-dai digital agar sadar akan zakat, infaq dan shadaqah,” ungkapnya di hadapan Ketua MUI Pusat Bidang Infokom.
Di tempat yang sama, Ketua MUI Sulsel AG. Prof. Dr. Najamuddin, Lc., Ma., menjelaskan secara gamblang dalam sambutannya mengungkapkan bahwa MUI dan Baznas itu adalah satu paket yang tidak dapat terpisahkan. “Sebenarnya sejak lama MUI dengan Baznas ini adalah sama dan satu paket. Akan tetapi dalam hal keagamaan, MUI tetap menjadi rujukan masyarakat dan pemerintah. Kami atas nama pengurus MUI Sulsel mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas terjalinnya kerjasama dengan Baznas Provinsi apa lagi hal ini bertujuan untuk melahirkan dai-dai digital yang terampil di media,“ ungkap mantan Dekan Fakultas Sastra Unhas ini.
Selanjutnya Ketua MUI Pusat Bidang Infokom KH. Masduki Baidlowi pada saat membuka dan meresmikan acara pelatihan media digital dalam sambutannya memaparkan bahwa menurut data statistik bahwa 170 juta masyarakat Indonesia itu adalah masyarakat milenial sisanya adalah kolonial. “Jadi kecenderungan masyarakat milenial itu sangat berbeda dengan masyarakat kolonial sehingga mereka disebut sebagai baby boomer, sebab mereka mendominasi dari masyarakat kolonial yang lebih senangnya membaca dengan menggunakan gadget sehingga sangat tepat dengan langkah pelatihan digital ini karena mereka adalah digital native,“ tutur Kyai yang membidangi Infokom MUI Pusat ini.
Tampak hadir dalam pelatihan tersebut di antaranya Bendahara Umum MUI Sulsel Ir. H. Andi taswin, Sekretaris Umum Prof. Dr. KH. Muammar Bakry, Lc., MA., perwakilan dari DDI Wilayah Sulsel, perwakilan dari Nahdlatul Ulama Wilayah Sulsel, dan perwakilan-perwakilan lainnya. (NAP)