Prof Muammar Bakry, Ajak Warga Bernisfu Sya’ban di Masjid Almarkaz Sebagai Wujud Wasathiyah Islamiyah

Makassar, muisulsel.or.id – Bulan Sya’ban adalah bulan kedelapan dari kalender Qomariah atau Hijriyah. Dinamakan bulan Sya’ban yang berakar dari kata Sya’ab yang bermakna suku/bangsa, karena masyarakat arab ketika itu menjadikan Sya’ban sebagai bulan konsolidasi kekuatan dalam mempersiapkan perang setelah terjadi gencatan senjata di bulan Rajab yang dimuliakan sebagai bulan yang disepakati untuk tidak ada pertumpahan darah.

Bagi kita bangsa Indonesia, tidak ada salahnya bulan Sya’ban di tahun ini kita jadikan sebagai momentum bulan konsolidasi kebangsaan setelah kita helat berkata dasar yang telah menghasilkan kepemimpinan baik di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.

Bulan Sya’ban juga merupakan salah satu bulan istimewa karena diapit oleh dua bulan yang amat mulia, yakni bulan Rajab dan bulan Ramadan. Keistimewaan Sya’ban paling tidak ada pada tiga sebab; Pertama, peralihan kiblat dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram. Kedua adalah rekapitulasi tahunan amalan manusia untuk dilaporkan kepada Allah Swt. Dalam hadis An Nasa’i Rasulullah Saw bersabda bahwa beliau banyak berpuasa di bulan Sya’ban karena senang jika amalnya dilaporkan kepada Allah SWT dalam keadaan berpuasa. Yang ketiga, turunnya ayat tentang anjuran bershalawat kepada Rasulullah Saw, yaitu pada surat al-Ahzab ayat 56 sebagai berikut (Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi, Wahai orang-orang yang beriman, salawatlah kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya).

Karena itu juga, Sya’ban digelar juga dengan bulan Nabi Muhammad Saw, sebelumnya Rajab adalah bulan Allah, dan Ramadan adalah bulannya umat Nabi Muhammad Saw, demikian beberapa riwayat yang menjelaskan hal itu.

Selain tiga alasan keistimewaan Sya’ban di atas, juga ada malam khusus dan mulia dari bulan Sya’ban yaitu malam Nisfu Sya’ban (pertengahan Sya’ban). Banyak jalur periwayatan hadis menjelaskan fadilahnya, itu menunjukkan keabsahannya. Selain yang disebutkan dalam Alquran sebagai malam penentuan nasib makhluk, ditafsirkan oleh ulama pada QS Addukhan; 4 (Pada malam itu diputuskan oleh Allah segala urusan yang penuh hikmah yaitu segala perkara yang berhubungan dengan kehidupan makhluk di bumi, seperti hidup, mati, rezeki, nasib baik, nasib buruk, dan sebagainya).

Jika demikian Nisfu Sya’ban adalah malam penentuan nasib makhluk terutama manusia. Sekalipun Sebagian ulama ada yang menjelaskan bahwa malam penentuan nasib adalah malam Lailatul Qadar di bulan Ramadan. Dua pandangan yang berbeda dapat disatukan dengan metode (attawafiq/kompromi) dengan analogi akademik bahwa malam Nisfu Sya’ban adalah malam yudisium atau penentuan kesarjanaan, dan malam Lailatul Qadar adalah malam wisuda atau peresmian gelar kesarjanaan, semuanya menentukan kesederhanaan mahasiswa.

Karena malam itu adalah malam penentuan nasib makhluk, Maka sangat baik jika diisi dengan doa-doa termasuk membaca Surah Yasin sebagaimana yang dianjurkan hadis dan para ulama yang absah dan Tidak diragukan keilmuannya dalam literasi keislaman.

Satu di antara hadis itu adalah; “Dari Abu Musa al-Asy’ari, dari Rasulullah Saw bahwasanya beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah memandang rahmat-Nya pada malam pertengahan Sya’ban. Maka dia mengampuni semua makhluk-Nya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan” (HR Ibnu Majah no 1390).

Demikian sebagian Fadilah malam Nisfu Sya’ban sebagai malam Pengampunan Dosa, malam penentuan nasib, malam penuh rahmat dan malam persiapan menjelang Ramadan. Di tahun ini malam Nisfu Sya’ban jatuh pada Kamis 13 Februari 2025 selepas Magrib dan sejaknya pada Jumat 14 Februari 2025.

Sebagai implementasi ajaran Islam mosatiyah moderat dan tidak ekstrem memahami agama, sebagai yang diajarkan sahabat dan para ulama, Almarkaz Islamic Centre Jenderal M. Yusuf memperingati malam Nisfu Sya’ban sebagai syiar yang sarat dengan nuansa ibadah yang dianjurkan seperti zikir, baca Quran, shalawat, salat sunat, dan tausyiah.

Para warga dan jamaah diundang untuk hadir dalam masyarakat tersebut yang menghadirkan dua tokoh muda yakni Ust Rasul Amin, SH (Imam di salah satu Masjid di Amerika) dan Ist Icuk Rivai, Lc, dai Indosiar.

Kontributor: Nur Abdal Patta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.