Waketum MUI Sulsel Paparkan Konsep Silaturahmi Kemanusiaan

Makassar, muisulsel.or.id – Dalam rangka mempererat hubungan dan kekerabatan lintas agama, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan Prof Dr KH Mustari Bosra, MA memaparkan konsep silaturahmi kemanusiaan yang digagas oleh Komisi Hubungan Antar Umat Beragama.

Silaturahmi kemanusiaan ini dilaksanakan di kafe Arnum, Jl. Tupai, Makassar, Selasa, 26/12/2023, yang di hadiri oleh sejumlah tokoh dan pemimpin lintas agama seperti pendeta dari PGI, tokoh Walubi, Permabudhi, Keuskupan Agung, pemimpin umat Hindu, dan sejumlah tokoh lintas agama lainnya yang turut hadir dalam dialog kemanusiaan tersebut.

Menurut Mustari Bosra bahwa Allah menurunkan Alquran di muka bumi ini, salah satu tujuannya adalah untuk membenarkan kitab-kitab yang telah datang sebelumnya.

“Oleh karena itu, syariat dan jalan-jalan kebenaran agama lain kita harus menghormatinya. Dan Islam sangat toleran, tidak mempersoalkan perbedaan agama dalam hal menjalin silaturahim. Dengan demikian, maka lahirlah konsep toleransi sesama umat beragama, toleransi sesama bangsa, dan toleransi sesama umat manusia,” ucap Direktur Poltekes Muhammadiyah Makassar ini.

Direktur Pinbas ini melanjutkan, bahwa Allah memang menghendaki banyak umat di bumi ini. Dengan demikian, di tengah banyak umat inilah kita di hendaki untuk saling berlomba-lomba dalam hal kebaikan, dan menguji manusia apakah mereka mau menggali dan menggunakan potensial untuk suatu kemajuan.

Dalam berinteraksi sosial sesama manusia, Allah menegaskan bahwa tidak ada larangan. Artinya kita dipersilahkan untuk saling berteman, saling membantu, saling menolong, saling menghormati di antara kita, sepanjang agama lain tersebut tidak memerangi umat Islam, dan Islam pun dilarang memerangi umat agama lain, tidak mengganggu, dan mengusir umat tersebut dari negerinya sendiri.

Mustari Bosra memberikan contoh di zaman nabi, saat Abu Bakar telah memeluk Islam dan istrinya masih kafir, tetapi Abu Bakar tetap berlaku baik terhadap istrinya. Bahkan anaknya ketika ingin memberikan sesuatu kepada ibunya dan meminta izin kepada Rasulullah, maka di izinkan sebab dengan alasan toleransi sesama manusia.

Senada dengannya, salah satu tokoh dari Walubhi mengungkapkan bahwa dalam agamanya sendiri mengajarkan hal-hal yang bersifat kemanusiaan. Agamanya pun mengajarkan untuk tidak membeda-bedakan agama lain, asalnya dari mana. Namun yang terpenting bagaimana berlomba-lomba membantu dan menolong mereka.

Kontributor: Nur Abdal Patta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.