Wakil Ketua Umum MUI Sulsel Hadiri Undangan Moderasi Beragama

Makassar, muisulsel.com – Manusia diciptakan oleh Allah swt itu berbeda-beda, baik dari suku, bangsa, ras dan agama yang bertujuan agar umat manusia itu bisa saling mengenal satu sama lain dan bisa saling menghargai.

Dalam rangka pelaksanaan Rapat Kerja POUK PGIW oleh Persekutuan Gereja di Indonesia Wilayah Sulselbara, Ketua Umum MUI Sulsel dalam hal ini diwakili oleh Wakil Ketua Umum Prof. Dr. KH. Mustari Bosra, M.Pd menghadiri undangan kegiatan panel moderasi beragama yang di selenggarakan di hotel Myko Makassar. Jumat, (04/11/2022)

Wakil Ketua Umum MUI (kedua dari kanan) menjadi narasumber bersama beberapa narasumber lainnya

Undangan Moderasi Beragama ini adalah tindak lanjut dari pertemuan beberapa waktu yang lalu oleh pihak perwakilan masing-masing agama di kantor sekretariat MUI Sulsel. Agenda rapat tersebut membahas perihal bagaimana meningkatkan hubungan antar umat beragama di lingkup Sulawesi Selatan yang di prakarsai oleh Persatuan Gereja Indonesia Wilayah Sulselbar.

Kegiatan ini bertemakan Bersama Seluruh Warga Bangsa, Gereja Memperkokoh NKRI yang Demokratis, Adil dan Sejahtera Bagi Semua Ciptaan Berlandaskan Pancasila dan UUD 1945

Wakil Ketua Umum mengulas Moderasi Beragama di depan para audiens

Pada kesempatan pertama, Wakil Ketua MUI Sulsel Prof. Mustari menyampaikan dalam materi moderasi beragama bahwa dalam agama Islam dikenal dengan tiga macam persaudaraan, di antaranya Ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan sesama Islam yang sifatnya adalah mutlak, yang kedua adalah Ukhuwah Wathaniyah atau persaudaraan sesama bangsa, dan yang terakhir adalah Ukhuwah Basyariyah atau persaudaraan sesama manusia.

Prof. Mustari pun melanjutkan bahwa dalam Islam itu wajib hukumnya untuk saling tolong menolong antar sesama manusia meskipun itu berbeda agama atau keyakinan yang disebut sebagai toleransi antar umat beragama dalam pandangan Islam.

Seluruh peserta antusias mendengarkan pemaparan para nasumber

“Moderasi beragama ini tidak mencakup dalam hal kegiatan ibadah keagamaan, tetapi hanya mencakup dalam hal toleransi dan tolong menolong antar umat manusia. Islam sangat menghargai agama dan keyakinan orang lain yang dianutnya sehingga tidak ada paksaan di dalamnya,” ungkapnya yang juga sekaligus sebagai Pengurus Wilayah Muhammadiyah ini.

Dalam kesempatan yang sama, Pastor Albert dari Persatuan Geraja Khatolik pun menanggapi penjelasan Prof. Mustari dan menyampaikan bahwa pada prinsipnya semua agama itu sama-sama menghendaki kebaikan bagi umat manusia. Perbedaan ini sangatlah mutlak terjadi untuk saling melengkapi satu sama lain, dalam artian agama Khatolik pun sangat menghargai yang namanya persaudaraan antar sesama manusia sehingga saling tolong menolong itu juga wajib bagi penganutnya.

Suasana sebelum pembukaan Rapat Kerja

Ia pun berharap semoga dengan kegiatan seperti ini dapat merawat persatuan dan kesatuan bangsa tanpa memandang suku dan agama masing-masing.

Turut hadir dalam kegiatan panel moderasi beragama ini, perwakilan dari agama Hindu dan agama Budha yang masing-masing juga menyampaikan materi sambutannya, juga hadir para tamu undangan lainnya dari berbagai daerah. (NAP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.