Makassar, muisulsel.or.id – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menggelar seminar internasional yang bertajuk konsep Maqasid Said Nursi.
Seminar internasional ini dihadiri oleh Dekan dan segenap civitas akademika Fakultas Syariah dan Hukum bersama para mahasiswa, hadir pula Ketua Umum MUI Sulsel Gurutta Prof Najmuddin yang sempat memberikan sambutannya dalam bahasa Arab. Hadir pula menyaksikan anggota Dewan Pembina MUI dan beberapa pengurus MUI Sulsel beserta tamu undangan.
Sekretaris Umum MUI Sulsel Ust Prof Muammar Bakry yang sekaligus sebagai Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar mengungkapkan dalam sambutannya mengatakan bahwa konsep maqasid itu ibaratnya seperti konsep berjihad. Jika seseorang yang terdesak dan dipaksa berkata kufur, maka ia bisa mengucapkan kata kufur tersebut. Akan tetapi, selama hatinya masih Mutmainnah Bil Iman.
Mengapa demikian?, karena jiwa lebih utama berada di posisi daruriyah sementara agama untuk kepentingan lifzi. Namun ketika agama dan jiwa sama-sama dalam posisi daruriyah maka akan kembali kepada agama yang lebih diutamakan, Kamis (09/02/2023).
“Diwajibkan kita berjihad atau berperang untuk kepentingan agama sekalipun mungkin jiwa kita akan korban oleh karena kepentingan agama jauh lebih utama dari pada kepentingan jiwa. Allah ingin melakukan Ihsan kepada manusia di hari akhirat, ” ucap Ust Muammar saat mencontohkan makna maqasid.
Sementara itu Wakil Rektor III kampus UIN Alauddin Makassar Dr Darussalam, MAg yang juga turut hadir dan memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi acara seminar internasional yang dilaksanakan di ballroom Hotel Alauddin Jl. Sultan Alauddin Makassar.
Darussalam mengatakan bahwa Badi’uzzaman Said Nursi, oleh gurunya yang memberikan gelaran tersebut karena Said Nursi adalah selain sebagai seorang mutakallimin atau pembicara dan pembaharu dalam Islam, ia juga orang yang revolusioner dan salah satu ulama yang menentang sekularisme pada masa pemerintahan Mustafa Kemal Attatur di Turki.
“Said Nursi adalah orang yang senantiasa melahirkan pemikiran-pemikiran yang moderat. Satu diantara karyanya yang monumental adalah Masail An-Nur yang sangat tepat dengan kajian pada seminar kita hari ini,” kata Darussalam sembari membuka secara resmi kegiatan tersebut.
Sebagai tambahan informasi bahwa seminar internasional ini selain dilakukan secara offline atau tatap muka juga dilakukan secara daring, di mana peserta daring ini juga berjumlah ratusan peserta dari berbagai kalangan yang menghadirkan pembicara dari Mesir yakni Ahmad Mustafa selaku Khadim Madrasah An-Nuriah Kairo.
Kontributor: Nur Abdal Patta