Makassar, muisulsel.or.id – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel Prof Dr KH Nadjamuddin Abd Shafa Lc MA menawarkan solusi atas perbedaan pelaksanaan hari Raya Idul Fitri yang sering terjadi di Indonesia.
Menurutnya hanya di Indonesia yang sering terjadi perbedaan “Di Arab dan Mesir tidak seperti demikian karena mereka menyerahkan kepada pemerintah setempat untuk memutuskannya”.
Perbedaan terjadi karena ada dua metode yang dipake di Indonesia yaitu rukyatul hilal dan metode hisab.Keduanya memiliki landasan yang kuat tapi ketika kita mengkaji dari segi bahasa Arab maka yang paling kuat adalah rukyatul hilal, katanya.
Meskipun lebih memilih metode rukyatul hilal ia mengatakan tetap menghormati keputusan ormas lain yang memakai metode hisab.
Dari perbedaan ini KH Nadjamuddin menawarkan solusi agar hari raya dilakukan bersamaan meski ada yang selesai duluan puasanya.
“Alangkah baiknya bagi mereka yang hari raya di hari Jumat menundanya ke hari Sabtu sehingga bisa bersamaan. Karena Idul Fitri merupakan sunah sementara menjaga persatuan itu wajib,” jelasnya saat memberi sambutan pada acara Rukyatul Hilal di Pantai Wisata Galesong Utara pada Kamis (20/4/2023).
Ia juga menyampaikan bahwa mentaati pemerintah atau pemimpin itu hukumnya wajib. Jika pemimpin salah menentukan kebijakan maka kita tetap mendapatkan satu kebaikan dan jika benar maka kita mendapatkan dua kebaikan, katanya.
Menurut Kakanwil Kemenag Sulsel Drs H Khaeroni M Si dalam sambutannya juga mengatakan tetap menghormati keputusan ormas lain. Ia mengatakan agar tetap menjaga kerukunan dan persatuan umat.
“Mari kita saling menghormati dan menghargai perbedaan terkait 1 Syawal 1444 H, karena yang paling utama adalah bagaimana kita selaku umat Islam bisa mengejawantahkan nilai nilai Ramadhan dalam kehidupan sehari hari, salah satunya dengan bijak menyikapi perbedaan, sebab perbedaan itu adalah rahmat, jangan lantas perbedaan tersebut dijadikan pertentangan,” katanya.
Turut Hadir , Ketua Badan Hisab dan Rukyat Sulsel ,Kepala BMKG Sulsel, Prodi Ilmu Falak UIN Alauddin, Prodi Ilmu Falak UMI dan Perwakilan ormas Islam lainya. Acara dirangkaikan dengan buka puasa bersama.
*Irfan Suba Raya*