Makassar, muisulsel.or.id – Pada program intensifikasi Pendidikan Kader Ulama Majelis Ulama Indonesia (PKU MUI) Sulawesi Selatan mengajarkan berbagai macam cabang ilmu agama, termasuk ilmu Tasawuf yang diajarkan oleh Gurutta Prof Dr Ruslan Wahab.
Pendidikan kader ulama ini mengajarkan berbagai macam cabang ilmu agama, antara lain ilmu Alquran dan tafsirnya, ilmu hadis dan ushulnya, dan juga ilmu fiqih dan ushulnya.
Dalam materi ilmu tasawuf, Gurutta Ruslan Wahab memperkenalkan bagaimana ilmu tasawuf itu dan bagaimana mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut salah satu peserta yang merangkum materi ini, Rizky Lahida, mengutip perkataan Gurutta Ruslan, bahwa seorang ulama merupakan sebutan kepada sosok yang memiliki keilmuan yang luas serta kepribadian yang alim dan saleh.
Karakteristik seorang ulama tidak bisa dilepaskan dari ajaran tasawuf (sufisme). Dengan ajaran tasawuf, para ulama akan istiqomah dengan status kehambaan serta merasakan keagungan dan ke Maha Besaran Allah Swt.
Tasawuf secara bahasa itu berasal dari kata Shofa, yang bermakna menjernihkan. Sejatinya para ulama harus memiliki karakter shofa yang senantiasa menjernihkan hatinya dari segala perkara penyakit hati dalam kalbunya. Tidak hanya kalbu, perkataan dan pikiran pun harus senantiasa bersih dari segala perkara negatif. Kebersihan akal, hati, dan lisan adalah wasilah para ulama agar senantiasa berada dalam karakter Muttaqin.
Karakter sufi adalah karakter yang menghilangkan rasa cinta terhadap dunia dalam diri dan jiwanya. Imam Al-Gazali dalam kitab Mukhasyafaul Qulub menyampaikan dalam analisis beliau bahwa “Cinta dunia merupakan pangkal semua kesalahan”. Secara aktual terkhusus dalam masa kontemporer ini para manusia banyak yang saling membunuh, menghina, dan memandang orang lain dengan pandangan rendah karena rasa cinta dunia yang begitu besar.
Para sufi tidak mencintai dunia, maksudnya adalah mereka tidak pernah merasa dunia sebagai miliknya karena mereka meyakini dunia dan sesinya hanya milik Allah.
Para kader pendidikan ulama MUI Sulawesi Selatan dengan pembelajaran tasawuf ini, diharapkan mampu menjadi generasi ulama yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga cerdas dalam hal spiritual. Karena sejatinya dengan ilmu tasawuf para generasi ulama pendidikan kader ulama MUI Sulsel mampu mempertahankan karakter keulamaannya meskipun di tengah zaman kontemporer.
Kontributor: Nur Abdal Patta