Makassar, muisulsel.or.id – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Sulawesi Selatan (MUI Sulsel), Prof. Dr. KH. Nadjmuddin Abd Safa, Lc., MA., bersama Ketua Presidium Majelis Kebangsaan Rahmatan Lil ‘Alamin (MAKRAM) Pusat, Prof. Dr. H. Muhammad Asdar, SE., M.Si., C.W.M., menjadi pembicara dalam Dialog & Silaturrahim Majelis Kebangsaan Rahmatan Lil ‘Alamin (MAKRAM) bertema “Meneladani Kepemimpinan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassalam dalam Berbangs dan Bernegara”, di Rumah Makan Saoenk Cobek, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Makassar, Sabtu sore, 5 Oktober 2024.
Ketua MPW MAKRAM Sulawesi Selatan, H. Ompo Tahir, yang juga selaku penanggungjawab kegiatan, mengatakan acara ini menjadi ajang silaturrahim bagi keluarga besar MAKRAM dan kalangan aktivis dan pengurus lintas ormas Islam.
Dia menyampaikan, MAKRAM hadir tidak hanya sebagai lembaga dakwah Islamiyah, tetapi juga lembaga penebar penguatan nilai-nlai kebangsaan di tengah masyarakat.
“Apalagi di MAKRAM ini adalah salah satu program yang tengah digencarkan, yakni tadabbur Alqur’an. Harapannya ialah umat Islam betul-betul menjadikan Kitab Suci Alqur’an sebagai pedoman hidup,” kata Ompo Tahir.
Ketua Umum MUI Sulsel, KH Najmuddin, dalam materinya, menyampaikan beberapa persoalan yang pernah terjadi di Kota Makassar, dan pihaknya sangat cepat merespons dan memberikan fatwa, sehingga dia menyebut MUI Sulsel sekarang ini kerap dijadikan rujukan hingga ke level nasional.
Dalam kesempatan itu, dia juga menasihatkan tentang masalah kepemimpinan, kaitannya dengan tema dialog, serta metode menyampaikan dakwah Islamiyah ke tengah masyarakat yang sifatnya sejuk dan bernuansa mempersatukan.
Kyai Najmuddin juga mengaku baru pertama kalinya mendengar dan bergabung dalam kegiatan yang digelar oleh MAKRAM.
“Waktu saya dihubungi saudara Irfan (Sekjen MAKRAM), saya juga bertanya tentang MAKRAM ini. Tetapi setelah disebutkan Kyai Hasan Basri dan Prof Asdar, akhirnya saya anggap aman lembaga ini,” tuturnya disambut tawa bahagia peserta diskusi.
Kyai Najmuddin berharap ke depannya MAKRAM juga bisa bergabung di lembaga Majelis Ulama Indonesia.
“Kita harapkan nantinya ada juga perwakilan MAKRAM di MUI,” ucap Kyai Najmuddin.
Sementara itu, DR. KH. Hasan Basri Rahman selaku Amir MAKRAM Pusat, mengingatkan tentang pentingnya ber-amar ma’ruf nahi munkar.
Dia menyebutkan, sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Kitab Suci Alqur’an, umat terbaik adalah menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada yang munkar serta beriman kepada Allah Ta’ala.
“Tidak cukup dengan menyuruh melakukan perbuatan kebaikan, tetapi kita sebagai umat Islam, jika ingin disebut sebagai umat terbaik, maka kita harus mencegah kemungkaran dengan melawan kebatilan serta menyuarakan kebenaran. Kita tidak boleh diam, karena semua itu akan kita pertanggungjawabkan kelak,” tegas pimpinan Pondok Pesantren Ukhuwah Muslimin Gowa itu.
Adapun Ketua Presidum MAKRAM Pusat, Prof. Asdar, mengatakan sejak diamanahkan sebagai ketua presidium pada Oktober 2023, cukup banyak gebrakan yang telah dilakukan MAKRAM, termasuk dengan terbentuknya kepengurusan MAKRAM Sulawesi Selatan, MAKRAM DKI Jakarta dan MAKRAM Sulawesi Barat. Sedangkan di tingkat kabupaten kota/kota, telah terbentuk MAKRAM Kota Makassar, MAKRAM Kabupaten Gowa, dan MAKRAM Kabupaten Takalar. Juga sementara dirintis pendirian dan pengoperasian Kampus Politeknik MAKRAM.
“Jadi, insya Allah, bulan ini sudah berakhir masa kepengurusan saya sebagai ketua presidium, dan akan beralih ke presidium lainnya,” tutur Guru Besar Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
Prof. Asdar mengaku sangat senang berada di MAKRAM, karena bisa leluasa bergaul dengan kalangan alim ulama dan para pendakwah.
Dialog & Silaturrahim Majelis Kebangsaan Rahmatan Lil ‘Alamin (MAKRAM) yang dimoderatori Sekretaris Jenderal MAKRAM PUsat, Irfan Abdul Gani, itu dihadiri lebih 100 orang peserta. Tampak hadir sejumlah tokoh akademisi dan keummatan, seperti Guru Besar UIN Alauddin Makassar, Prof Hamzah Khaeriyah, yang juga merupakan Rektor Poltek MAKRAM. Serta mantan anggota DPRD Makassar dua periode, Ustadz Iqbal Djalil, dan tokoh agama dari Sulawesi Barat, Ustadz Mashuri Nurkulla, yang juga ketua MPW MAKRAM Sulawesi Barat.