Diskusi Publik Konflik Timur Tengah, Prof Mustari Mustafa Bahas Perspektif Psikoanalisis Sigmund Freud

Makassar, muisulsel.or.id – Konflik Timur Tengah kian memanas dan menjadi pusat perhatian seluruh dunia. Para pakar kemudian membahasnya dari berbagai perspektif.

Ketua Harian Bidang Hubungan Luar Negeri MUI Sulsel Prof Mustari Mustafa menawarkan pendekatan yang unik dengan membedah konflik dari perspektif psikoanalisis Sigmund Freud.

Perang adalah ekspresi dari naluri agresif manusia—dominasi Id atas Ego dan Superego. Dalam konflik Iran-Israel, ini tercermin dalam pertarungan eksistensial dan ideologis yang panjang, ungkapnya pada Diskusi Konflik Iran vs Israel secara daring melalui Zoom dan YouTube MUI Sulsel, Senin 23 Juni 2023.

Ia menambahkan, “Hasrat untuk merasa lebih unggul, lebih benar, dan lebih sah adalah bentuk perilaku superior yang memperparah konflik. Hanya kesadaran moral kolektif yang bisa mengendalikan naluri destruktif ini,” jelas Prof Mustari yang juga sebagai pemateri.

Sebelumnya Ketua MUI Sulawesi Selatan Prof Nadjamuddin H Abd Safa berharap umat Islam bersatu mendukung perjuangan Iran.

“Kita umat Islam bersatu mendukung perjuangan saudara kita yang sementara mempertahankan kehormatannya di Iran,” harapnya.

Lebih lanjut Ia menjelaskan sesuai dengan prinsipnya, Islam adalah agama yang rahmatan Lil aalamiin tapi Islam juga menganjurkan umatnya untuk mempertahankan diri jika diserang.

“Apa yang dilakukan Iran adalah bagian dari mempertahankan dirinya sehingga umat Islam harus mendukungnya,” ungkapnya.

Ia juga mengapresiasi atas diskusi ini dan berharap masyarakat bisa tercerahkan dengan materi dan wawasan yang diberikan oleh pemateri yang memiliki kapabilitas.

Mengawali diskusi, Wakil Ketua DPD RI, Tamsil Linrung menekankan bahwa konflik Iran-Israel tidak bisa lagi dianggap sebagai persoalan regional semata.

“Konflik ini adalah krisis kemanusiaan global. Implikasinya bisa meluas pada sektor energi dan ekonomi dunia. Masyarakat internasional harus waspada terhadap potensi eskalasi yang bisa memicu konflik global,” ujar Tamsil Linrung.

Dari sisi diplomatik, Konsuler Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta, Reza Ebrahimi, menyuarakan kegelisahan Teheran terhadap sikap ambigu Amerika Serikat.

“Iran diminta untuk berdialog, tetapi pada saat yang sama juga menjadi sasaran agresi militer. Ini membingungkan dan kontradiktif,” ungkapnya.

Pengamat Timur Tengah Hasibullah Sastrawi, mengulas dinamika politik kawasan yang menurutnya semakin kompleks.

“Israel dan Amerika memainkan strategi dua lengan—satu sisi diplomatik, sisi lain militer. Ini menjadikan konflik semakin multidimensi, melibatkan banyak aktor dan kepentingan,” katanya.

 

Irfan Suba Raya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.