Makassar, muisulsel – Ketika anak buang orang tua, itu adalah salah satu bentuk penelantara, ungkap Dr dr Fitriah Zainuddin saat mengisi materi dalam Seminar Nasional Komisi Pemberdayaan Perempuan, Remaja dan Keluarga yang dilaksanakan di hotel Claro, Ahad (04//12/2022).
Dr dr Fitriah Zainuddin yang juga anggota PPRK MUI Sulsel menjadi salah satu pematik pada Seminar Nasional yang mengambil tema PPRK Merespon Krisis Ketahanan Keluarga; Orang Tua Buang Anak, Anak Buang Orang Tua. Dr. Fitriah mengulas hubungan anak dan orang tua dalam pandangan Kesehatan dan Psikologi.
Selain dr Fitriah, turut hadir sebagai pematik Sekretaris Jenderal MUI Sulsel Ust. Muammar Bakry yang mengulas dalam pandangan agama, Wakil Ketua Bidang PPRK MUI Sulsel Prof Siti Aisyah Kara dari tinjauan sosiologi, dan Dr. Yuspiani, Sekretaris Komisi PPRK MUI Sulsel untuk tinjauan pendidikan.

Diawal paparannya, Fitriah mengungkapkan perbedaan antara Lakilaki dan Perempuan. Lakilaki itu punya Hipotalamus lebih tebal 2,5 lipat dari perempuan, sehingga hal itu mengakibatkan rasa tanggung jawab yang besar. Selain rasa tanggung jawab, di Hipotalamus juga ada nafsu, makan, semangat dan libino.
Sedangkan perempuan, kenapa perempuan diberikan amanah melahirkan, menyusui dan lainnya, karena perempuan memiliki Korpuskolosum di kepalanya dua kali lipat dari pada lakilaki . pada akhirnya perempuan bisa melakukan dua kegiatan di satu waktu yang sama.
“Tema ini menjawab tantangan masyarakat kita saat ini. Ini adalah fenomena faktual,” ulasnya. Kesehatan Populasi itu tanggung jawab perempuan. Perempuan tiang negara. Secara Medis buang anak itu proses akhir tetapi ini adalah penelantaran yang telah ada undang-undanganya

Dr. Fitriah pun mengungkapkan alasan kenapa terjadi penelantaran. “Pemenuhan Kebutuhan anak, mulai dari dalam kandungan harus dipenuhi dengan cara pemeriksaan anak dalam kandungan,” ungkapnya. Tambahnya, ASI merupakan pemenuhan kebutuhan anak setelah lahir. Sudah banyak penelitian tentang kualitas ASi. ASI ekslusif selama enam bulan dan dua tahun sesuai dengan tinjauan agama.
Ia pun memberikan solusi atas fenomena yang terjadi. “Kerjasama dan pendampingan Sosial, membangun Fasilitas Penitipan Anak, memberikan Pelayanan Keluarga Berencana untuk mengatur pola kehamilan, Layanan Konsuling. Ini adalah beberapa upaya untuk mengurangi bahkan menghilangkan fenomena yang menelantarkan anak bahkan orang tua.
Nyai Ma’rifah Ma’ruf Amin menjadi Keynote Speaker dan Lebih dari tiga ratus orang baik Luring dan Daring hadir dalam Seminar Nasional, yang diantaranya adalah Pengurus Organisasi Perempuan diantaranya Muslimat NU, Fatayat NU, Ummahat DDI, Fatayat DDI, Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, dan Wanita Islam.