Makassar, muisulsel.com – Lemahnya Pendidikan Informal menyebabkan Anak Buang Orang Tua. Hal tersebut diungkapkan Dr. Yuspiani saat menjadi narasumber pada Seminar Nasional yang dilaksanakan oleh Komisi Pemberdayaan Perempuan, Remaja dan Keluarga (PPRK) MUI Sulsel.
Seminar Nasional yang menghadirkan dua ratus peserta baik secara luring dan daring yang dilaksanakan di Hotel Claro Makassar, Ahad (04/12/2022), juga menghadirkan Ketua Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga MUI Pusat Nyai Dr Hj Siti Ma’rifah Ma’ruf Amin, MM, MH sebagai Keynote Speaker.
Dr. Yuspiani mengulas Krisis Ketahanan Keluarga dari tinjauan Pendidikan. “Konsep Ki Hajar Dewantara, dimulai dari Keluarga. Sejak dini, anak diajar empati simpati, sehingga dewasanya nanti akan melakukan seperti apa yang diajarkan saat kecil,” ulas mantan Kepala Biro UIN Alauddin Makassar.

“Perkuat pendidikan informal. Kasih sayang orang tua harus diungkapkan. Stimulant positif harus selalau diberikan,” tambahnya.
Ditambahkan bahwa tantangan Pendidikan Informal saat ini sangat banyak bahkan dimulai seumur bayi. “Sejak Bayi anak diajarkan pakai HP, asal dia bisa merasa nyaman. Anak sudah bagian dari Komunitas Virtual. Orang tua harus punya control kepada anaknya. Kita tidak menutup kalau anak kita berinteraksi dengan dunia sosial dan dunia tetapi harus orang tua memilikikontrol penuh,” lugasnya.
Lebih lanjut diungkapkan, saat masuk pendidikan formal, peranan guru juga harus memberikan value kepada anak-anaknya, bukan saja transfer knowledge tetapi juga mengisi moral pada diri anak didik.

Sekretaris Komisi PPRK MUI Sulsel diakhir paparanya mengungkapkan bahwa kunci utama perlakuan anak ada di pendidikan informal, utama keluarga.
Sebanyak lebih dari tiga ratus orang baik Luring dan Daring yang diantaranya adalah Pengurus Organisasi Perempuan diantaranya Muslimat NU, Fatayat NU, Ummahat DDI, Fatayat DDI, Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Wanita Islam.
Selain Dr. Yuspiani, turut hadir sebagai pematik Sekretaris Jenderal MUI Sulsel Ust. Muammar Bakry, Wakil Ketua Bidang PPRK MUI Sulsel Prof Siti Aisyah Kara, dan Dr. dr. Fitriah Zainuddin, M.Kes.