Makassar, muisulsel.com – Anak Buang Orang Tua atau Orang Tua Buang Anak merupakan salah satu Penyalahgunaan Siri. Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Prof Siti Aisyah Kara saat menjadi Narasumber pada Seminar Nasional yang diadakan Komisi Pemberdayaan Perempuan, Remaja dan Keluarga (PPRK) MUI Sulsel.
Seminar Nasional yang menghadirkan Ketua Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga MUI Pusat Nyai Dr Hj Siti Ma’rifah Ma’ruf Amin, MM, MH sebagai Keynote Speaker menghadirkan dua ratus peserta baik secara luring dan daring yang dilaksanakan di Hotel Claro Makassar, Ahad (04/12/2022)
Wakil Ketua PPRK MUI Sulsel menjadi salah satu narasumber dalam Seminar Nasional ini mengulas Krisis Ketahanan Keluarga dari tinjauan Sosiology.
“Jahiliah itu sudah hidup kembali dan bertambah dahsyat. Dulu ketakutan karena kemiskinan dan malu. Sekarang lebih gawat lagi,” ungkap mantan Wakil Rektor UIN Alauddin Makassar.
Tahun 2022, ada beberapa kasus. Kita warga sulsel masyarakat religious yang memiliki nilai Siri ternyata tercoreng dengan beberapa kasus termasuk kasus di Gowa dan Parepare dengan kasus buang anak. Terlebih lagi, mereka ditangkap dan malu. Di Makassar ada ibu buang bayi.
Ibu Bunuh Anak karena siri keluarga dan Anak Bunuh Ayah dan Ibu di Bantaeng. “Bantaeng dan Gowa menjadi naik daun dengan kasus buang ayah dan ibu. Saat ini kita berada di Era Jahiliyah Kontenporer,” papar Prof. Alumni Australia ini.
Alasan terjadinya kejadian itu pun diulas Prof. Aisyah Kara. Pertama adalah Penyalahgunaan Siri pada Masyarakat, kedua Kehampaan Cinta dan Kasih Sayang dan yang ketiga adalah Menganggap Orang Tua Menjadi Beban, baik beban Ekonomi, Beban Hubungan Suami Istri, dan lainnya.
Solusi dari ketiga sebab itu diungkapkan. “Siri seharusnya hadir dalam diri sebelum melakukan, tetapi saat ini baru muncul sesudah melakukan,” ungkapnya. Lanjutnya, harusnya Siri itu jadi alarm ketika mau melakukan. Ini namanya Penyalahgunaan Siri.
Solusi kedua dari sebab kejadian tersebut adalah Perkuat Ikatan Cinta dan Kasih Sayang. Sentuhan cinta kepada keluarga harus sejak dini dilakukan. Menanamkan kasih sayang kepada anak menjadi fokus utama mendidik anak.
Kepatuhan ditingkatkan kepada orang tua menjadi solusi ketiga yang diungkapkan Prof. Aisyah Kara. Diakhir paparannya, Wakil Ketua Komisi PPRK MUI Sulsel berpesan kepada para perempuan untuk menjaga diri untuk tidak berbuat zina sehingga Siri makin kuat dalam diri.
Selain Prof Aisyah Kara, turut hadir sebagai pematik Sekretaris Jenderal MUI Sulsel Ust. Muammar Bakry, Wakil Ketua Bidang PPRK MUI Sulsel Prof Siti Aisyah Kara, Sekretaris Bidang PPRK Dr. Yuspiani dan Dr. dr. Fitriah Zainuddin, M.Kes.
Sebanyak lebih dari tiga ratus orang baik Luring dan Daring yang diantaranya adalah Pengurus Organisasi Perempuan diantaranya Muslimat NU, Fatayat NU, Ummahat DDI, Fatayat DDI, Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Wanita Islam.