Makassar, muisulsel.com – Ketua Komisi Pemberdayaan Perempuan, Remaja Dan Keluarga (PPRK) MUI Pusat Nyai Dr Hj Ma’rifah Ma’ruf Amin, MM MH jadi keynote speaker pada Seminar Nasional yang digelar MUI Sulsel di Hotel Claro Makassar, 04/12/2022.
Seminar Nasional mengambil tema PPRK Merespon Ketahanan Keluarga, Orang Tua Membuang Anak, Anak Membuang Orang Tua dan menghadirkan empat narasumber.
Setelah Ketua Umum MUI Sulsel Prof Dr KH Najamuddin memberikan sambutannya dan membuka secara resmi kegiatan seminar nasional ini, Nyai Ma’rifah Ma’ruf Amin pun mengulas tentang respon terhadap krisis ketahanan keluarga ini.
Ia mengatakan bahwa salah satu yang bisa dijadikan program di dalam merawat orang tua adalah dengan memberikan kamar yang nyaman, hindari lantai yang licin, ajak berkomunikasi, sembunyikan konflik keluarga, dan berikan kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif.
“Menjaga orang tua atau dalam istilah agama Birrul Walidain itu hukumnya adalah fardhu ain yang artinya adalah tugas dan tanggung jawab kita semua sebagai anak,” tutur anak Wakil Presiden Ma’ruf Amin ini.
Menjaga orang tua tak bisa digantikan oleh orang lain sehingga wajib mengasihi, menyayangi dan menjaga orang tua. Hal ini pun bisa menggugurkan dosa-dosa kita yang besar.
Lebih lanjut ditambahkan, Allah pun menjelaskan dalam Alquran dalam surah Luqman Ayat 14 tentang bagaimana pengorbanan seorang tua terhadap anaknya terkhusus kepada ibu yang sudah mengandung dan melahirkan serta merawat hingga besar anak tersebut.
Di samping itu, orang tua juga memberikan pemenuhan terhadap anak, di antaranya adalah hak mendapatkan pendidikan, pengasuhan yang baik perawatan dan pemeliharaan anak yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab orang tua.
“Ada lima jenis hak manusia termasuk pada anak. Pertama adalah menjaga agama, yang kedua adalah menjaga jiwa, ketiga menjaga akal, dan yang keempat dan kelima menjaga keluarga dan menjaga harta” ungkapnya.
Saat ini yang menjadi fenomena adalah terjadinya krisis dalam menjaga keluarga, sehingga banyak terjadi tragedi pembuangan anak atau sebaliknya anak yang membuang orang tuanya.
Nyai Ma’rifah Ma’ruf Amin pun mengutip ungkapan salah seorang tokoh bijak. “Jika ingin menghancurkan suatu peradaban, ada tiga cara. Pertama adalah membuat hubungan antara orang tua dan anak itu tidak baik dan tidak melaksanakan tugasnya. Dengan kata lain menghancurkan ketahanan keluarga. Sebab orang tua adalah guru yang pertama dan utama dalam mendidik anak.” paparnya
Kedua adalah menjauhkan umat dari ulamanya dengan mendiskreditkan ulama sehingga umat tak lagi percaya terhadap perkataan ulama.
Yang terakhir atau yang ketiga adalah hubungan antara murid dengan guru itu dihancurkan, sehingga murid tidak lagi menghormati gurunya dan inilah yang menjadi cikal bakal kehancuran suatu peradaban bangsa.
Nyai Ma’rifah Ma’ruf Amin berbagi tips bagaimana menjaga orang tua. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan makanan dan minumannya, menjaga kesehatannya tetapi juga yang perlu diperhatikan adalah memenuhi kebutuhan rohaninya.
Salah satu contoh yang sudah pernah dibuat di daerah Bogor adalah adanya pesantren lansia yang bisa menjadi salah satu solusi bagi orang tua yang dibuang oleh anaknya.
Selain memberikan makanan dan minuman serta kesehatan, para lansia ini juga diberikan bimbingan keagamaan seperti pengajian pengajian, salat berjamaah dan kegiatan keagamaan lainnya, sebagai bekal mereka untuk menghadap Allah dan ini adalah salah satu ikhtiar, jelasnya.
Ia pun menutup pembahasannya dengan mengambil salah satu contoh daerah yang sangat menghormati orang tuanya adalah di Cina, di mana terdapat sebuah masjid tertua di sana dan di situ ada tempat khusus untuk para orang tua sehingga Ini adalah sebuah karakter bagaimana menghormati orang tua. (NAP)