FIQIH PUASA: Ternyata Ada Malam Ramadan yang Berpotensi Mengungguli Lailatul Qadar

Dr KH Syamsul Bahri Abd Hamid Lc MA (Sekertaris Komisi Fatwa MUI Sulsel)

Makassar, muisulsel.or.id – Keunggulan sesuatu atas yang lain pertama-tama harus dipersepsikan dengan jelas. Jika suatu objek A dikatakan lebih unggul daripada objek B, maka secara logis, segala keutamaan yang ada pada B juga harus ada pada A. Namun, A harus memiliki keistimewaan tambahan yang tidak dimiliki oleh B. Inilah standar minimal logika manusia dalam memahami konsep keunggulan.

Lailatul Qadar adalah malam yang sangat mulia dalam sejarah ibadah di bulan Ramadan. Malam ini lebih baik dari seribu bulan, malam turunnya Al-Qur’an, serta malam penuh keberkahan di mana doa-doa dikabulkan dan amal ibadah dilipatgandakan pahalanya. Namun, ada indikasi bahwa ada malam lain di bulan Ramadan yang berpotensi mengunggulinya dari segi hitungan manusia. Hakikatnya tentu hanya Allah Swt yang mengetahui.

Mari kita perhatikan sebuah riwayat hadis Rasulullah Saw yang disampaikan oleh Al-Baihaqi dan Imam Ahmad. Hadis ini menyebutkan bahwa di akhir bulan Ramadan, Allah Swt membebaskan manusia dari api neraka, dan pembebasan ini mencakup seluruh malam yang telah dilalui selama bulan Ramadan, termasuk malam Lailatul Qadar. Dengan demikian, malam-malam akhir Ramadan memiliki keistimewaan tersendiri yang patut untuk direnungkan dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Keistimewaan Akhir Malam Ramadan
Malam-malam akhir Ramadan memiliki sejumlah kesamaan sekaligus kekhususan dibandingkan dengan Lailatul Qadar:
1. Kesamaan dengan Lailatul Qadar
– Malam-malam ini juga membawa ampunan, rahmat, dan pembebasan dari api neraka.
– Merupakan malam yang dianjurkan untuk diisi dengan ibadah secara sungguh-sungguh.
– Ditetapkan oleh Allah Swt sebagai malam kemuliaan dalam ibadah.
– Malaikat turun dan mengelilingi para hamba yang beribadah,mengharapkan kebaikan dan memohonkan ampunan bagi mereka.
2. Kekhususan Malam Akhir Ramadan
– Malam Penyempurna Ibadah: Malam ini adalah puncak dan penyempurna dari seluruh amalan Ramadan. Dalam hadis disebutkan bahwa Allah Swt memberikan balasan terbaik kepada hamba-Nya di akhir amal sebagaimana seorang pekerja yang menerima upah setelah menyelesaikan pekerjaannya.Rasulullah Saw bersabda:”Sesungguhnya setiap amalan itu tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
-Malam Rekapitulasi Keutamaan: Malam ini merangkum seluruh keberkahan dan pembebasan dari api neraka yang telah diberikan sepanjang bulan Ramadan, termasuk di malam Lailatul Qadar. Dengan kata lain, malam akhir Ramadan adalah rekapitulasi dari seluruh keutamaan yang telah diberikan sebelumnya.
– Malam Kemenangan.Malam ini juga dikenal sebagai malam jaizah, yaitu malam pemberian hadiah bagi orang-orang yang telah beribadah dengan sungguh-sungguh selama bulan Ramadan. Rasulullah Saw bersabda:
“Barang siapa yang berpuasa Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali menambahkan bahwa malam terakhir Ramadan adalah malam kebebasan bagi orang-orang yang telah menyempurnakan puasanya dengan keikhlasan. Malam ini adalah momen di mana Allah Swt memberikan hadiah kepada mereka yang telah berjuang dalam ketaatan.
– Malam Zakat Fitrah.Malam ini juga terkait erat dengan kewajiban zakat fitrah yang menjadi penyempurna ibadah puasa. Waktu wajib membayar zakat fitrah menjadikan malam ini sangat istimewa karena seseorang dianggap menyempurnakan puasanya dengan menunaikan zakat tersebut. Rasulullah Saw bersabda:”Zakat fitrah adalah penyucian bagi orang yang berpuasa dari ucapan kotor dan perbuatan sia-sia, serta sebagai makanan bagi orang miskin.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Hal ini menunjukkan bahwa akhir malam Ramadan bukan sekadar perpisahan dengan bulan suci, tetapi juga momentum untuk menyempurnakan amal ibadah dengan memberikan zakat fitrah sebagai tanda kepedulian sosial dan pembersihan diri.

Dengan demikian, malam akhir Ramadan memiliki keistimewaan yang dapat dipahami dan dipastikan waktunya, tanpa perlu dicari seperti halnya Lailatul Qadar. Oleh karena itu, malam-malam terakhir Ramadan seharusnya tidak dilewatkan begitu saja, melainkan diisi dengan ibadah terbaik sebagai bentuk syukur atas nikmat Ramadan yang telah diberikan. Sebagaimana dikatakan oleh Imam Hasan Al-Bashri:”Sesungguhnya Allah menjadikan Ramadan sebagai arena perlombaan bagi hamba-hamba-Nya untuk berlomba dalam ketaatan. Maka ada yang menang dan ada yang kalah. Alangkah mengherankan, orang yang sibuk bermain dan tertawa di hari kemenangan, padahal ia belum tahu apakah dirinya termasuk pemenang atau orang yang tertolak.”

Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang yang mendapatkan ampunan dan kemenangan di bulan yang penuh berkah ini. Wallahu A’lam.

Irfan Suba Raya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.