Guru Besar di MUI Sulsel Bertambah, Ketum Harap Penguatan Dakwah

Makassar, muisulsel.com – Daftar guru besar yang menjadi pengurus MUI Sulsel bertambah.

Terbaru. Ketua Bidang Hubungan Internasional MUI Sulsel Dr Mustari Mustafa SAg MPd resmi sebagai guru besar dalam bidang ilmu Filsafat Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, Kamis (2/6/2022).

Mustari merupakan mantan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Indonesia untuk Thailand.

BACA:

Susunan dan Personalia Pengurus Dewan Pimpinan MUI Sulsel 2021-2026

Pengurus Komite Dakwah Khusus MUI Sulsel Dilantik, Ini Susunan Pengurusnya

Pengukuhan Pengurus dan Mukerda MUI Sulawesi Selatan

Disapa Almukaram, Plt Gubernur Sulsel Terkekeh Malu Saat Pelantikan Pengurus MUI Sulsel

Rektor UIN Alauddin Prof Drs Hamdan Juhannis MA PhD mengukuhkan Prof Dr Mustari Mustafa MPd melalui sidang Senat Terbuka Luar Biasa, di Gedung Auditorium Kampus II UIN Alauddin, Samata, Gowa.

Pengukuhan Ketua Bidang Hubungan Internasional MUI Sulsel Prof Dr Mustari Mustafa SAg MPd sebagai buru besar UIN Alauddin Makassar, Kamis (2/6/2022). Pengukuhah di Gedung Auditorium Kampus II UIN Alauddin.

Prof Mustari, pria kelahiran Siru Manggarai Barat Provinsi NTT 30 September 1971, orasi ilmiah berjudul Identitas Lokal dan Tanggung Jawab Sosial Perguruan Tinggi.

Pengukuhan Ketua Bidang Hubungan Internasional MUI Sulsel Prof Dr Mustari Mustafa SAg MPd sebagai buru besar UIN Alauddin Makassar, Kamis (2/6/2022). Pengukuhah di Gedung Auditorium Kampus II UIN Alauddin.

Mustari mengungkapkan, kampus UIN Alauddin telah membuktikan bahwa nilai indentitas lokal atau ketokohan mampu membangun sebuah peradaban.

“UIN telah membuktikan reputasinya dengan predikat A dengan jumlah mahasiswa mencapai 28 ribu,” katanya.

Mustari memandang, orientasi peradaban universitas idealnya berjejak dan jelas arahnya.

“Peradaban tidak lahir dalam ruang hampa, ia lahir dalam pergulatan dan dialog intersubyektif untuk sampai pada jati diri peradaban yang khas,” kata Prof Mustari.

Dalam bingkai pemikiran perguruan tinggi, menurut Mustari, kesadaran kritis relevan dengan tokoh yang tersemat pada nama UIN “Alauddin” : Sultan Alauddin, Raja ke-14 Gowa. Nama lengkapnya I Mangngerangi Daeng Manrabbia Sultan Alauddin Tumenanga Ri Gaukanna (1590 – 1593)

Bagaimana kesadaran kritis pendahulu Sultan Hasanuddin itu “Ia tunjukkan saat memeluk agama Islam meninggalkan ajaran leluhur nenek moyangnya yang masih percaya dengan peristiwa peristiwa mistis,” kata Mustari.

Tak hanya kritis, lanjut Mustari, Sultan Alauddin juga kental dengan adab, menjaga ahlak yang baik sebagai muslim. Rasional, reseptif, adaptif dan dialogis adalah perilaku kritis yang membawanya mampu memimpin kerajaan Gowa, ekspansi, dan membangun peradaban yang didasari atas nilai-nilai Islam.

Mustari berharap, prinsip nilai yang ditunjukkan Sultan Alauddin, “Hendaknya dijadikan landasan berpikir dan bertindak dalam membangun dan mengembangkan UIN Alauddin menuju universitas yang berperadaban.”

Ketua Umum MUI Sulsel Prof Dr KH Najamuddin Lc MA hadir dalam pengukuhkan Mustari.

Pengukuhan Ketua Bidang Hubungan Internasional MUI Sulsel Prof Dr Mustari Mustafa SAg MPd sebagai buru besar UIN Alauddin Makassar, Kamis (2/6/2022). Pengukuhah di Gedung Auditorium Kampus II UIN Alauddin.

“Semoga ilmu yang dimiliki dapat bermanfaat untuk keummatan terutama penguatan dakwah MUI Sulsel.” Demikian ungkapan harapan Prof Najamuddin kepada Prof Mustari. (Irfan/Bakti)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.