Prof Dr KH Ruslan Wahab, Lc MA (Ketua Bidang Fatwa MUI Sulsel)
Makassar, muisulsel.or.id – Dalam sebuah kita sufi yang ditulis oleh Syekh Abdul Qadir Jaelani, menuliskan bahwa dalam diri manusia terdapat beberapa nafsu seperti nafsu amarah atau nafsu yang selalu menggiring umat manusia untuk selalu berbuat jahat.
Namun pun pada kenyataannya, nafsu atau jiwa itu juga memiliki kerinduan untuk menjadi baik, dan menginginkan dampak-dampak negatif dari kejahatan itu hilang. Jiwa ini juga menginginkan untuk tidak terbelenggu dan terjajah oleh makhluk-makhluk lain.
Adakah jiwa yang terbelenggu dan terpenjara, jawabannya adalah ketika jiwa itu menggantungkan diri pada sesuatu yang lain maka itulah jiwa-jiwa yang terpenjara. Menurut para ulama sufi mengatakan bahwa orang yang merdeka jiwanya adalah orang yang tidak memiliki sesuatu dan sesuatu itu tidak pula memilikinya. Karena kenyataan bahwa yang sering menyandera pergerakan jiwa yang tenang itu adalah kepemilikan.
Kita selalu merasa memiliki yang melekat pada diri kita, dan kepemilikan itulah di istilahkan atribut-atribut diri. Pada dasarnya memang manusia tidak bisa menghilangkan atribut-atribut itu, namun manusia bisa mengabaikannya. Karena jika atribut-atribut itu yang bekerja dalam diri kita, maka yakinlah kita akan terjebak dalam sebuah kesalahan-kesalahan dalam diri ini.
Contoh dari atribut itu adalah seorang ayah tidak akan bisa menghilangkan atributnya sebagai seorang ayah terhadap anaknya. Contoh lain jika sang suami hanya memandang istrinya sebagai istri saja maka di saat ia bertanya apakah kamu sudah memasak makanan hari ini. Ia menggunakan kata kamu sebab ia hanya melihat atribut istrinya dalam dirinya. Tetapi jika ia lepaskan atribut istri dan hanya melihat Allah di dalamnya maka kata yang ia gunakan tentu lebih sopan seperti adik atau sayang sudahkah memasak hari ini?.
Apakah yang menyebabkan perkataan kita begitu sopan dan menghargai istri itu, karena sang suami memandang atribut Tuhan dalam diri istrinya, bukan sebagai istri semata.
Kajian sufi memang sangat menarik untuk di dengarkan. Simak penjelasannya dalam video link ini.
Kontributor: Nur Abdal Patta