HIKMAH HALAQAH: Salat Meminta Hujan

Prof. Dr. KH Kamaluddin Abunawas, MA (Ketua Bidang Pendidikan dan Pengkaderan MUI Sulsel)

Makassar, muisulsel.or.id – Salah satu cobaan yang diberikan oleh Allah kepada hambanya adalah tidak diturunkannya hujan dalam kurun waktu yang tertentu, khususnya bagi kita di Indonesia.

Ada beberapa riwayat hadis, salah satunya dari sahabat Abdullah bin Zaid Almazin. Ia mengatakan bahwa suatu ketika Rasulullah Saw keluar dari rumahnya dan menuju ke masjid, lalu Rasulullah melaksanakan salat Istisqa atau meminta hujan.

Manusia memang mampu membuat hujan buatan, namun sejatinya itu hanya sementara saja. Oleh sebab hujan itu terbentuk karena adanya kumpulan awan diatas langit, lalu kemudian turunlah hujan dan manusia tidak akan mampu untuk menciptakan awan, tetapi menggesernya manusia sudah mampu.

Sedangkan dalam sebuah doa dan hal ini memang di perintahkan dalam agama. Doa memiliki kekuatan tersendiri yang mampu melakukan sesuatu yang tidak mungkin menjadi sangat mungkin terjadi dengan izin Allah.

Doa memiliki kekuatan untuk membolak balikkan sesuatu, misalnya kita tidak menginginkan sesuatu itu terjadi dan hanya Allah lah yang mampu melakukannya, nah disinilah kekuatan doa itu.

Hadis riwayat yang lain di katakan dari paman Abdullah bin Zaid Almazin ini mengatakan pada suatu ketika Rasulullah keluar menuju masjid dan melakukan salat meminta hujan, ketika sahabat melihatnya lalu mereka mengikuti apa yang dilakukan oleh Rasulullah dan mereka menghadap ke kiblat, kemudian Nabi membalikkan selendangnya dan salat dua rakyat.

Terdapat beberapa perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai istisqa ini, ada yang mengatakan tidak perlu salat tetapi langsung berdoa saja, namun sebagian lagi mengatakan bahwa salat itu sunat kemudian berdoa kepada Allah meminta hujan.

Menurut Imam Abu Hanifah bahwa berdoa kepada Allah untuk meminta hujan itu adalah sunat tanpa melakukan salat. Tetapi sebagian besar ulama, baik ulama terdahulu maupun ulama kontemporer mengatakan bahwa di sunatkan melakukan salat lalu kemudian berdoa meminta hujan.

Lalu bagaimanakah tatacara melaksanakan salat istisqa ini? Samakah pelaksanaannya seperti dengan salat sunat Idil Fitri dan Idil Adha? Simak penjelasan lengkapnya dalam video kajian ini.


Kontributor: Nur Abdal Patta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.