AG Prof DR KH Faried Wadjedy Lc MA (Dewan Pertimbangan MUI Sulsel)
Makassar, muisulsel.or.id – Dalam Hadist Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari diungkapkan bahwa Allah berfirman barang siapa yang membenci Wali ku, maka Saya akan perang kepadanya. Dan tidaklah hambaku melakukan pendekatan diri “Taqarrub” kepada ku yang lebih saya cintai dari apa-apa yang saya wajibkan kepadanya.
Langkah pertama untuk mendekatkan diri kepada Tuhan adalah menjaga segala yang bersifat wajib untuk kita laksanakan yang mana wajib ini ada dua macam. Wajib dilakukan namanya Fardhu dan Wajib ditinggalkan namanya Haram.
Yang wajib itu diantaranya Akidah kita harus benar dan menjauhi yang namanya Syirik. Perintah yang pokok wajib kita laksanakan. Adapun yang dilarangan yang namanya Dosa besar, diantaranya Musyrik, Durhaka pada orang tua, Membunuh, ataupun lari dari perang.
Selain Wajib yang berkaitan dengan sang Pencipta, ada juga kewajiban yang haurs dilakukan kepada Saudara kita. Manakala kita tidak mampu melakukan kebaikan pada saudara kita, minimal kita mencegah melakukan perbuatan yang dapat mengganggu saudara kita.
Setelah Wajib kita jaga, kota berpindah kepada Sunnah. Kalau semua Sunnah kita mau lakukan, maka tidak cukup waktu. Sunnah itu ibarat supermarket, kita membeli sesuai dengan kemapuan kita. Demikian pula sunnah, kita lakukan sesuai dengan kondisi kita. Jika kita mau melakukan semuanya maka tidak cukup waktu.
Bagaimana sifat kewalian dapat tercapai? Simak penjelasan lebih lengkapnya di video dibawah ini