Gowa, muisulsel.or.id – Ketua Komisi Seni dan Budaya Islam Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan Prof KH Tajuddin Maknun, MA, berkesempatan menjadi pemateri pada seminar nasional yang mengangkat pembahasan terkait filsafat seni budaya.
Pada seminar nasional yang bertemakan Perspektif Islam Tentang Seni dan Budaya Dalam Kehidupan Masyarakat, ini di pusatkan di aula Yayasan Pondok Pesantren An-Najdah Islamiyah, Pallantikang Kabupaten Gowa, dan dihadiri oleh puluhan mahasiswa dari berbagai kampus di Makassar, dan bertindak selaku moderator Dr Ahmad Husain, SAg MAg, bersama para pengurus komisi seni dan budaya Islam.
Dalam paparan materinya, Tajuddin Maknun mengawali mukaddimahnya bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir, makhluk yang berasa, dan berkarsa. Dan ketiga potensi inilah yang di anggap sebagai sumber kearifan.
Menurutnya, berdasarkan studi dan kajian yang dilakukannya bahwa musik dan menyanyi itu terbagi dalam dua kelompok, yang keduanya memiliki dalil masing-masing yang kuat dalam hal boleh dan tidaknya.
Ia menjelaskan lebih awal apa pengertian dari filsafat seni dan budaya. Katanya, filsafat dari bahasa Yunani, “Filsafat itu berasal dari bahasa Yunani yang artinya cinta pada kearifan. Sedangkan seni berasal dari bahasa Latin yang berarti keahlian yang mengeluarkan ungkapan dan ekspresi,” katanya dalam bahasan materinya pada Sabtu (30/12/2023).
Menurut pendapat lain lanjutnya, seni adalah sebuah keindahan yang merupakan ekspresi roh yang menghasilkan tata laku manusia yang mengandung sebuah nilai.
Tajuddin Maknun pun mengutip sebuah pendapat bahwa filsafat pun menuntut kita dengan memanfaatkan rasio dan akal pikiran kita untuk melihat apa yang ada di sekitaran kita. Di contohkan olehnya saat kita berjalan di atas tanah, kita berjalan kesana kemari dan pada akhirnya akan kembali pula ke tanah tersebut, kemudian akan di makan oleh cacing tanah pula.
Seminar ini merupakan salah satu program yang telah di rencanakan oleh Komisi Seni dan Budaya Islam menjelang akhir tahun, dan menghadirkan dua guru besar dan seorang budayawan Sulsel selaku narasumber pada kegiatan ini.
Kontributor: Nur Abdal Patta