Prof Dr KH Muammar Bakry, Lc MA (Sekretaris Umum MUI Sulsel)
Makassar, muisulsel.or.id – Dalam kehidupan umat manusia, kita ketahui ada dua jenis penanggalan yang digunakan, yaitu penanggalan tahun Miladiyah dan penanggalan tahun Qamariyah.
Penanggalan yang menggunakan kalender Miladiyah atau istilah umumnya masehi digunakan saat kelahiran Nabi Isa AS dan itulah istilah dari umat Kristiani. Sedangkan penggunaan penanggalan Qamariyah atau kalender Hijriyah digunakan oleh umat Islam saat Nabi Muhammad Saw berhijrah.
Sekalipun faktanya kita lebih banyak menggunakan perhitungan Miladiyah atau perhitungan matahari. Sementara penggunaan kalender Hijriyah sudah jarang digunakan terlebih kaum milenial, mereka pada umumnya tidak hapal dengan kalender Hijriyah tersebut.
Tak ada yang salah dengan penggunaan kalender masehi ini, karena tak ada larangan dari agama bahwa harus menggunakan kalender Hijriyah, namun sebaiknya kita pun menggunakan perhitungan kalender Qamariyah ini.
Sebagaimana dalam Alquran di sebutkan bahwa matahari dan bulan, keduanya adalah milik Allah dan penciptaan keduanya itu secara bersamaan.
Di ayat yang lain Allah pun menyebutkan bahwa matahari itu berputar pada porosnya, dan telah menjadi ketetapan Allah baginya untuk tidak boleh melanggar apa yang telah di tetapkannya. Sedangkan bulan itu pun telah di tetapkan tempatnya sampai kemudian kembali kepada tandan yang terlihat tua.
Sangatlah tidak tepat, jika ada yang mengatakan bahwa perhitungan waktu matahari itu milik umat Kristiani, dan perhitungan waktu menggunakan bulan itu milik umat Islam. Oleh sebab keduanya telah ada dalam Alquran bahwa keduanya adalah alat untuk menghitung waktu.
Perlu kita ketahui bahwa Allah telah menciptakan matahari yang bersinar, dan bulan yang menampakkan cahayanya, di mana masing-masing ada tempatnya untuk berlokasi, dan keduanya ini manusia gunakan untuk bisa mengetahui perhitungan jumlah tahun dan perhitungan jumlah bulan.
Lalu apa yang dapat kita petik dengan muhasabah akhir tahun ini? Simak penjelasannya dalam kajian rutin pada link video berikut ini.
Kontributor: Nur Abdal Patta
