Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Sulsel Bahas Ini saat Gelar Diskusi Publik

Makassar, muisulsel.or.id – Dalam rangka memperkokoh Ukhuwah Islamiyah menjelang pemilu, Komisi Ukhuwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan menggelar diskusi publik dengan menghadirkan beberapa guru besar sebagai pemateri dengan tema Memperkokoh Ukhuwah Islamiyah Menjelang Pemilu 2024.

Dalam diskusi tersebut Prof Saleh Tajuddin salah satu pemateri diskusi mengulas beberapa teori pemilu yang berkaitan dengan hubungan ukhuwah Islamiyah.

Salah satu teori yang di kemukakannya yakni teori Max Webel. Dalam teori tersebut Saleh Tajuddin menjelaskan bahwa ada beberapa model pemilih di dunia dan dapat di kategorikan dalam tiga hal, antara lain yang pertama adalah pemilih yang rasional.

Menurutnya, pemilih kategori pertama ini adalah pemilih yang melihat calon pemimpin berdasarkan intelektual, integritas, kejujuran dan beberapa penilaian lainnya.

Sedangkan yang kedua adalah pemilih Promordial. Pemilih ini akan melihat apa yang dapat ia peroleh jika orang itu memilih calon pemimpin ini, dan hal itu bisa terjadi karena satu organisasi, atau ada hubungan kekerabatan yang cukup dekat, urai Prof Saleh Tajuddin.

Kemudian yang ketiga adalah pemilih Patron-client. Pemilih ini berdasar pada pengaruh seseorang terhadap orang lain dalam sebuah komunitas atau suku. Seorang kepala suku atau pemimpin komunitas jika pemimpinnya telah menentukan suatu pilihan maka sontak seluruh pengikutnya akan mengikuti apa kata pemimpinnya.

Prof Saleh Tajuddin memaparkan bagaimana harmoni dan ukhuwah serta bagaimana upaya atisipatifnya dalam menghadapi pemilu 2024 ini.

“Dalam upaya atisipatif ini, hendaknya pemerintah bersinergi dengan ormas Islam, para ulama, muballigh, cendekiawan dan bekerjasama dalam melakukan penyadaran kepada masyarakat agar dapat hidup harmoni dalam bingkai ukhuwah Islamiyah,” tukas guru besar UINAM ini.

Ia menjelaskan bagaimana upaya penyadaran masyarakat melalui pendidikan politik yang Islami. Dengan merujuk pada dalil Alquran bahwa semua Islam itu bersaudara, maka penting untuk saling menjaga persaudaraan tersebut.

Salah satu pengurus MUI Sulsel ini mengungkap akan bahayanya money politik yang dapat merusak mental bangsa, oleh karena money politik itu bertentangan ajaran Islam yang melarang umatnya untuk memakan harta sebahagian yang lain dengan jalan yang bathil.

Diskusi publik yang di prakarsai oleh Komisi Ukhuwah MUI Sulsel ini di gelar di kampus Universitas Islam Alauddin Makassar, Rabu, 01 November 2023, yang di hadiri oleh Prof Kamaluddin Abunawas, Dr Kaswad Sartono, Prof Natsir Siola, Ketua Komisi Ukhuwah yang kesemuanya memberikan materi dalam diskusi.

Hadir pula perwakilan beberapa partai sebagai peserta diskusi, perwakilan KPU dan Bawaslu Sulsel, bersama sejumlah akademisi di lingkup Sulawesi Selatan.

Kontributor: Nur Abdal Patta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.