Makassar,muisulsel.or.id – Wakil Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan Dr KH Usman Jasad dikabarkan meninggal dunia di RS Siloam Makassar pada Senin (6/1/2024).
Direktur Utama Ujas Group ini lahir di Lassang, Takalar, 25 April 1972. Ia menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Dakwah UIN Alauddin Makassar pada 1996, Program Magister (S2) di Universitas Negeri Makassar pada 2000, dan Program Doktor (S3) di UIN Syarif Hidayatullah pada 2010.
Di samping sebagai Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, dia juga dikenal sebagai dai dan motivator sejak 1990.
Dia juga adalah pengusaha yang saat ini menjadi Direktur Utama PT. Al-Bayan Permata Ujas (Ujas Tour).
Perusahaan yang bergerak dalam pelayanan umrah dan Haji Khusus.
Sejak 2014 sampai sekarang menjabat sebagai Ketua DPD Kesatuan Travel Haji dan Umrah Republik Indonesia (Kesthuri) Sulawesi Selatan.
Nasihat Usman Jasad Tentang Angka Kemiskinan di Sulsel
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel, melalui Komisi Dakwah, menyampaikan nasihat tentang pengentasan kemiskinan di Sulsel. Nasihat MUI Sulsel di sini sifatnya mengajak ke arah perubahan lebih baik, mengingatkan, dan saling membangun.
Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI Sulsel,Dr H Usman Jasad MPd, mengatakan, untuk mengubah kehidupan masyarakat ke arah yg lebih baik, Allah berfirman, Allah tidak akan mengubah suatu kaum sebelum kaum itu merubah dirinya sendiri (Qs Ar Rad: 11).
Menurut Usman Jasad, orang yang harus berubah ialah, pertama, pemimpin.
“Mereka harus mengutamakan kepentingan rakyat ketimbang kepentingan pribadi. Pemimpin juga harus mampu mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia dan diperuntukkan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat,” kata Usman Jasad kepada muisulsel.or.id pada Rabu (22/6/22).
Kedua, lanjut Usman, yang harus berubah ialah rakyat. “Masyarakat harus mengubah pola pikirnya. Tidak boleh malas. Mereka harus bekerja dan disiplin.”
Ketiga, pendidikan. Perlu perbaikan pendidikan untuk sejahtera. Pemerintah harus membuka akses bagi seluruh lapisan masyarakat untuk mengenyam pendidikan.
Pemangku dunia pendidikan juga harus mengubah kurikulum ke arah penanaman pengetahuan dan keterampilan yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup.
Irfan Suba Raya