Makassar, muisulsel.or.id – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel,Prof Dr KH Nadjamuddin Abd Safa berharap peserta Pendidikan Kader Ulama (PKU) Putra MUI Sulsel 2024 menjadi ulama yang penyejuk ditengah masyarakat.
Hal ini disampaikan saat memberi sambutan pada Pembukaan Intensifikasi PKU di Sultan Alauddin Hotel & Convention, Jl Sultan Alauddin Makassar, Jumat 6 Desember 2024.
Prof Nadjamuddin mengatakan menjadi ulama itu harus memperhatikan adab etika mulai dari cara jalan, cara berpakaian dan cara berbicara dan lainya. “Ulama juga tidak ditentukan oleh faktor umur, ” katanya saat memberi sambutan.
KH Nadjamuddin juga berharap peserta menjadi Ulama yang whasatiyah atau pendakwah Islam yang sejuk dan toleran.
Ia juga menyebut peserta mencotohi ulama terdahulu, seperti imam Syafi’i dan Imam Ahmad dan lainya yang sangat rendah hati.
Lanjutnya pengkaderan diharapkan setara dengan Program Pascasarjana karena materi dan tenaga pengajar semuanya berlatar belakang ahli atau guru besar di bidangnya masing- masing-masing.
“Ulama itu tidak suka menyalakan orang. Kalau ada orang yang suka menyalahkan orang maka tandanya ia baru belajar.
Acara dibuka oleh Pj Gubernur Sulsel diwakili oleh Kepala Biro Kesra Muh Hasim. Dalam sambutanya kepala biro Muh Hasim yang membacakan sambutan Pj Gubernur Sulsel mengatakan atas nama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mengapresiasi kegiatan ini PKU MUI Sulsel .
“Semoga tidak hanya sebagai program kerja saja tapi diharapkan mampu memberikan sumbangsih kepada ummat bangsa dan negara. Atas nama Pemprov Sulsel mengucapkan selamat mengikuti kader Pendidikan Kader Ulama 2024,” kata Hasim saat membuka acara.
Sebelumnya selaku panitia Prof Dr H Andi Marjuni mengatakan kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Adapun jumlah peserta sebanyak 25 orang dengan waktu pengkaderan mulai 6 – 20 Desember 2024.
Turut hadir Pengurus MUI Sulsel ,Prof Dr KH Muammar Bakry, Prof Dr Muhammad Galib ,Prof DR KH Ruslan Wahab,Prof Dr KH Mustari Bosrah, , Dr KH Syamsul Bahri , Dr H Andi Aderus, Dr KH Muh Yusri Arsyad dan Dr Indo Santalia.
Irfan Suba Raya