Dr. KH. Muhammad Ishaq Samad, MA (Ketua Bidang Infokom MUI Sulsel)
Makassar, muisulsel.or.id – Memasuki 1 Muharram 1447 Hijriah, umat Islam di seluruh dunia memperingati Tahun Baru Islam—sebuah momen penting dalam sejarah peradaban Islam yang ditandai dengan peristiwa Hijrah Nabi Muhammad ﷺ dari Makkah ke Madinah. Peristiwa ini bukan sekadar perpindahan fisik, tetapi merupakan tonggak sejarah dakwah Islam yang membawa perubahan besar dalam kehidupan umat manusia.
Dalam konteks dakwah, Tahun Baru Hijriah bukan hanya seremoni, melainkan panggilan untuk merefleksi, memperkuat visi, dan melanjutkan perjuangan dakwah secara lebih sistematis dan kontekstual di tengah tantangan zaman.
Hijrah Rasulullah ﷺ adalah bentuk strategi dakwah yang sangat visioner. Dari tekanan dan penindasan di Makkah, beliau memindahkan pusat dakwah ke Madinah yang lebih kondusif, membentuk masyarakat Islam yang madani, dan membangun sistem sosial yang berlandaskan nilai-nilai tauhid, keadilan, dan kasih sayang.
Inilah pesan penting yang relevan hingga hari ini bahwa dakwah memerlukan visi, perencanaan, keberanian, dan kesiapan untuk berubah. Dakwah bukanlah kegiatan stagnan, tetapi harus dinamis, adaptif, dan menyentuh kebutuhan umat secara nyata.
Dalam konteks pribadi maupun sosial, tahun baru Hijriah merupakan momentum hijrah menuju kebaikan, dari jahiliyah menuju ilmu. Selain itu dari maksiat menuju taat dan dari individualisme menuju ukhuwah, serta dari diam menuju peran aktif dalam dakwah.
Dakwah saat ini tidak lagi cukup hanya di mimbar-mimbar masjid. Ia harus hadir di ruang digital, di tengah keluarga, di kampus-kampus, di lembaga pendidikan, dan di masyarakat luas.
Tahun baru ini harus menjadi start baru untuk memperluas jangkauan dakwah dengan media yang relevan, bahasa yang bijak, dan pendekatan yang solutif.
Umat Islam hari ini dihadapkan pada banyak tantangan, antara lain krisis akhlak, arus hedonisme, kemiskinan spiritual, dan disinformasi keagamaan. Di sinilah pentingnya setiap individu untuk mengambil bagian dalam gerakan dakwah—menyampaikan kebenaran dengan hikmah, mengajak dengan kasih sayang, dan menegakkan amar ma’ruf nahi munkar dengan keteladanan.
Tahun baru Islam 1447 H harus menjadi titik balik peningkatan kualitas para dai dan aktivis dakwah untuk memperkaya ilmu, memperluas jaringan, dan memperkuat pengaruh. Dakwah harus menyentuh realitas, bukan sekadar idealisme. Dakwah harus hadir untuk memberdayakan, bukan menghakimi.
Tahun Baru Hijriah 1447 H adalah undangan untuk hijrah dan berdakwah—hijrah dari kejumudan menuju kreativitas, dari pasif menjadi aktif, dan dari keluhan menjadi solusi, sebagaimana firman Allah “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah…” (QS. Al-Baqarah: 218)
Mari kita sambut tahun baru Islam ini dengan semangat pembaruan, baik dalam diri, keluarga, maupun dalam masyarakat. Jadikan dakwah sebagai jalan pengabdian dan perubahan. Karena dakwah bukan hanya tugas para ustaz dan dai, tetapi tanggung jawab setiap muslim.
Irfan Suba Raya